TUGAS PERTEMUAN 2
STRES
A. Arti Penting Stres
J.P Chaplin dalam kamus lengkap psikologi
mendefinisikan stress sebagai suatu keadaan tertekan, baik secara fisik maupun
psikologis. Sedangkan menurut Lazarus stress adalah rasa cemas atau terancam
yang timbul ketika kita menginterprestasikan atau menilai situasi sebagai
melampaui kemampuan psikologis kita untuk bisa menanganinya secara memadai.
Sebenarnya strss tidak selalu jelek. Stres
dalam tingkat yang sedang itu perlu untuk menghasilkan kewaspadaan dan minat
pada tugas yang ada dan membantu orang melakukan penyesuaian. Stres yang jelek
adalah stress yang terlalu kuat dan bertahan lama. Stres ini bisa menganggu
jasmani maupun rohani.
Stres yang timbul pada setiap orang bisa
berbeda-beda, walaupun peristiwa yang di alami sama. Peristiwa tertentu yang
membuat seseorang mengalami stres berat, bisa saja hanya menimbulkan stres
ringan pada orang yang lain. Bahkan dampak rasa stres itu sendiri bisa
berbeda-beda pada setiap orang. Stres yang bagi seseorang dianggap
menghancurkan, bagi orang lain bisa merupakan tantangan.
B. Tipe-Tipe Stres Psikologis
Menurut Maramis (1990) ada empat tipe
stress psikologis yaitu :
- Konflik
Konflik ditimbulkan karena ketidakmampuan
memilih dua atau lebih macam keinginan, kebutuhan atau tujuan. Saat seseorang
dihadapkan dalam situasi yang berat untuk dipilih, orang tersebut mengalami
konflik pada dirinya.
-
Tekanan
Tekanan timbul dari tuntutan hidup sehari-hari
dan tekanan dapat berasal dari dalam individu maupun luar individu. Untuk
tekanan yang berasal dari dalam diri individu contoh nya seperti cita-cita yang
dimiliki terlalu tinggi dan hal itu dapat menyebabkan tekanan didalam diri
orang tersebut. Sedangkan tekanan dari luar individu contohnya seperti orang
tua yang menuntut anaknya masuk kedalam jurusan yang tidak diminati anaknya dan
pada akhirnya anak merasa tertekan.
- Frustasi
Frustasi muncul karena adanya kegagalan
saat ingin mencapai suatu hal atau tujuan. Frustasi ada yang bersifat intrinsik
dan ekstrinsik. Frustasi yang bersifat intrinsik contoh nya seperti frustasi
karena kegagalan usaha. Sedangkan frustasi yang bersifat ekstrinsik contoh nya
seperti kecelakaan, kematian orang yang dicintai dan lain sebagainya.
- Kecemasan
Kecemasan merupakan suatu kondisi ketika
individu merasakan kekhawatiran atau kegelisahan, ketegangan dan rasa tidak
nyaman yang tidak terkendali mengenai kemungkinan akan terjadinya sesuatu yang
buruk.
C. Symptom – Reducing respons terhadap stres
- Proyeksi
Proyeksi aadalah perilaku
seseorang yang menutupi kualitas perilakunya yang tidak layak atau kurang baik, kemudian mengenakan atau memproyeksikan kualitas atau sifat yang tidak baik
tersebut kepada orang lain.
-
Pengalihan
Mekanisme pertahanan yang
dianggap dapat memenuhi fungsinya adalah mekanisme yang dapat menurunkan
kecemasan dan memuaskan motif yang tidak dapat dibenarkan ( misal nya dorongan
seksual yang tidak pada tempatnya) , dengan cara melakukan pengalihan (
displacement) ke aktivitas lain. Menurut Freud mekanisme pengalihan merupakan
cara yang paling memuaskan untuk
memenuhi impuls agresif atau seksual.
-
Intelektualisasi
Intelektualisasi adalah upaya melepaskan
diri dari situasi stress dan menghadapi nya dengan menggunakan istilah-istilah
yang abstrak dan intelektual.
-
Penyangkalan
Penyangkalan adalah upaya untuk mengingkari
atau menolak kenyataan negative yang ada pada diri anda atau keluarga anda.
Bentuk penyangkalan yang kurang ekstrim dapat ditemukan pada individu yang
secara terus menerus mengabaikan kritik orang lain dan tidak merasa bahwa orang
lain tidak senang pada dirinya.
-
Rasionalisasi
Rasionalisasi sebagai bentuk mekanisme
pertahanan tidak sama artinya dengan bertindak secara rasional. Rasionalisasi
disini artinya bertindak dengan menggunakan motif yang dapat diterima secara logis atau sosial
sedemikian rupa sehingga tampaknya bertindak secara rasional.
Rasionalisasi memiliki dua fungsi yaitu :
a.
Menghilangkan kekecewaan pada saat kita gagal
mencapai tujuan
b.
Merasionalisasikan apa yang telah kita lakukan
untuk menempatkan perilaku kita dalam pandangan yang lebih menguntungkan.
- Represi
Freud menganggap represi
merupakan mekanisme pertahanan yang paling dasar dan paling penting.
Dalam represi, impuls dan memori yang menimbulkan rasa malu, rasa bersalah atau sikap
mencela diri
sendiri, ditekan atau direpresi masuk bawah sadar.
- Pembentukan reaksi
Pembentukan reaksi terjadi
ketika orang melakukan perbuatan yang sebaliknya dari motif
yang sesungguhnya.
Contoh, seorang ibu merasa bersalah karena sebenarnya ia menolak anak, lantaran
belum/tidak ingin punya anak. Kemudian
ibu tersebut melakukan pembentukan reaksi dengan bersikap
yang terlalu
protektif terhdap anaknya atau memperhatikan anak nya secara berlebihan untuk
menutupi
perasaan sebenarnya. Dengan
perilaku tersebut ibu itu ingin meyakinkan anak nya bahwa ia adalah ibu
yang baik.
D. Pendekatan Problem Solving Terhadap Stres
Problem solving adalah suatu proses mental
dan intelektual dalam menemukan masalah dan memecahkan berdasarkan data dan
informasi yang akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang tepat dan cermat.
Berpikir memecahkan masalah dan
menghasilkan sesuatu yang baru adalah kegiatan yang kompleks dan berhubungan
erat satu dengan yang lain.
Suatu masalah umumnya tidak dapat
dipecahkan tanpa berpikir. Proses yang ditempuh seseorang untuk menghadapi
tuntutan yang menimbulkan stress dinamakan coping. Coping memiliki dua bentuk
utama, yaitu :
- Strategi
terfokus masalah (Problem Focus Coping )
yaitu upaya seseorang untuk
memfokuskan perhatian pada masalah atau situasi spesifik yang telah terjadi,
sambil mencoba menemukan cara untuk mengubahnya atau menghindarinya. Strategi yang dapat ditempuh untuk memecahkan
masalah antara lain menentukan masalahnya, mencari pemecahan alternative,
menimbang-nimbang alternative tersebut dan memilih slah satunya kemudian
mengimplementasikan nya.
- Strategi terfokus emosi (
Emotional Focus Coping)
Yaitu upaya untuk mencegah emosi negative
menguasai diri seseorang atau mencegah terjadinya masalah yang tidak dapat
dikendalikan. Terdapat banyak cara untuk
mengatasi emosi negative. Sebagian peneliti telah membagi cara-cara tersebut
menjadi strategi perilaku dan strategi kognitif. Strategi perilaku contoh nya seperti latihan fisik untuk
beralih dari masalah, sedangkan strategi kognitif contoh nya memutuskan untuk
tidak menguatirkan masalah yang sedang dihadapi.
Terdapat juga beberapa langkah dalam
melakukan problem solving yaitu mengindentifikasi masalah secara tepat
kemudian menentukan sumber dan akar penyebab masalahnya, setelah itu mencari
solusi masalah secara efektif dan efisien.
2.
HUBUNGAN INTERPERSONAL
A.
Model Hubungan Interpersonal
Ada beberapa model hubungan Interpersonal, yaitu :
- Model Pertukaran Sosial
Model ini memandang hubungan
interpersonal sebagai suatu transaksi dagang. Orang berhubungan dengan
orang
lain karena mengharapkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan nya. Thibault dan
Kelley
menyimpulkan model pertukaran social
sebagai berikut : “ Asumsi dasar yang mendasari seluruh analisis
kami
adalah bahwa setiap individu secara sukarela memasuki dan tinggal dalam
hubungan sosial hanya
selama hubungan tersebut cukup memuaskan dari segi
ganjaran dan biaya” .
Ganjaran yang dimaksud adalah setiap
akibat yang dinilai positif yang diperoleh seseorang dari suatu
hubungan.
Ganjaran dapat berupa uang, penerimaan sosial atau dukungan terhadap nilai yang
dipegangnya
Sedangkan yang dimaksud dengan biaya adalah akibat yang negative
yang terjadi dalam suatu hubungan.
Biaya itu dapat berupa waktu, usaha,konflik,
kecemasan dan lain-lain.
- Model
Peranan
Model peranan menganggap hubungan
interpersonal sebagai panggung sandiwara. Disini setiap orang harus memerankan
perananya sesuai dengan naskah yang telah dibuat oleh masyarakat. Hubungan
interpersonal berkembang biak apabila setiap individu bertindak sesuai dengan
peranan nya.
- Model
Interaksional
Model ini memandang hubungan
interpersonal sebagai suatu system setiap system memiliki sifat-sifat structural,
integrative dan medan. Semua system terdiri dari subsistem-subsistem yang
saling tergantung dan bertindak bersama sebagai suatu kesatuan. Selanjutnya,
semua sistem mempunyai kecenderungan untuk memelihara dan mempertahankan
kesatuan. Apabila ekuilibrium dari sistem terganggu, segera akan ambil tindakan
nya. Setiap hubungan interpersonal harus dilihat dari tujuan bersama, metode
komunikasi, ekspetasi dan pelaksanaan peranan.
B.
Pembentukkan Kesan dan Ketertarikan
Interpersonal
Pembentukan kesan menurut Sears dkk. (1992)
individu cenderung membentuk kesan panjang lebar atas orang lain berdasarkan
informasi yang terbatas. Hanya dengan melihat dari potret atau secara langsung
selama beberapa saat saja, seseorang sudah cenderung menilai sebagian besar
karakter orang yang diamatinya tersebut.
Didalam pembentukan kesan terdapat :
- Kesan pertama
Kesan yang dapat dilihat dari beberapa
indikasi seperti kemungkinan kita menganggap
bahwa orang lain periang, ramah dan lain sebagainya.
- Kesan menyeluruh
Kesan yang diterima secara keseluruhan.
- Konsistesi
Individu cenderung membentuk karateristik
yang konsisten secara evaluatif terhadap individu lain nya,meski hanya memiliki
sedikit informasi. Kita cenderung memandang orang lain secara konsisten dari
kedalaman nya. Karena evaluasi merupakan dimensasi paling penting didalam
persepsi manusia, sehingga kita cenderung akan menilai “ baik “ atau “ buruk”
dan bukan kedua nya.
-
Prasangka Positif
Kecenderungan menilai orang lain secara
positif sehingga mengalahkan evaluasi negative. Misalnya pada studi dimana
mahasiswa sebagian besar memberikan nilai positif terhadap profesornya dengan
nilai di atas rata-rata, meski para mahasiswa tersebut telah mengalami berbagai
pengalaman baik yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan dengan professornya
tersebut selama kuliah nya.
Didalam pembentukan kesan mempengaruhi adanya ketertarikan interpersonal.
Ketertarikan Interpersonal diantaranya
disebabkan karena :
1.
Efek kedekatan
Salah satu yang menentukan ketertarikan interpersonal adalah kedekatan.
Orang yang mempunyai kesempatan paling sering kita lihat dan kita jumpai sangat
mungkin menjadi sahabat kita atau seseorang yang kita cintai.
2.
Kesamaan
Kesamaan dapat dibagi menjadi 3 macam dalam hubungan interpersonal, yaitu
:
- kesamaan opini dan kepribadian
Berbagai penelitian menunjukan bahwa kesamaan demografis, nilai-nilai,
sikap dan kepribadian merupakan hal yang menentukan ketertarikan untuk
mengembangkan hubungan lebih lanjut menuju persahabatan ataupun hubungan
percintaan
- kesamaan gaya interpersonal
Hasil penelitian Burleson dan Samter (1996) menunjukkan bahwa orang-orang cenderung
tertarik dengan teman sepermainan yang sama dalam berpikir mengenai orang-orang
dan bagaimana mereka menyukai percakapan mengenai hubungan antara pribadi.
- kesamaan minat dan pengalaman
Berbagai riset menunjukkan bahwa kita cenderung menyukai orang yang
memiliki minat dan pengalaman yang sama. Misalnya penelitian Kubitscheck dan
Hallinan (1998) mengenai pola persahabatan pada mahasiswa, mereka cenderung
lebih memilih teman yang memiliki pengalaman dan minat yang sama dengan nya
disbanding yang berbeda.
3.
Kesukaan timbal balik
Kita semua merasa senang apabila disukai. Hal ini cukup kuat menimbulkan
ketertarikan.
4.
Ketertarikan fisik dan kesukaan
Suatu penelitian klasik yang dilakukan Walstr, Arenseon, Abrahams dan
Rotman (1996) menunjukkan pentingnya penampilan fisik dalam pembentukan kesan
pertama. Daya tarik fisik merupakan hal yang menentukan kesan pertama baik pada
laki-laki maupun perempuan dan hal tersebut dapat menimbulkan kesukaan maupun tidak.
Hal tersebut tergantung individu masing-masing dalam melakukan penilaian.
C.
Intimasi dan Hubungan pribadi
Erikson mendeskripsikan intimasi sebagai
kemampuan untuk dekat dengan orang lain seperti sebagai kekasih , teman atau
angota masyarakat. Intimasi didalam Hubungan pribadi dapat dilihat dalam
perkembangan intimasi menjalani hubungan romantic seperti adanya penerimaan
diri, saling berinteraksi, memberikan tanggapan, perhatian, rasa percaya, kasih
sayang dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA :
Basuki, Heru. 2008 . Psikologi Umum.
Jakarta : Universitas Gunadarma
Riyanti, B.P.Dwi dan Hendro Prabowo. 1998 . Psikologi Umum 2. Jakarta : Universitas Gunadarma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar