Viewers

Jumat, 28 Maret 2014

KESEHATAN MENTAL : Tulisan Pertemuan 1

                             TULISAN PERTEMUAN 1

                                    1.  KONSEP DIRI

Saya adalah anak pertama dari dua bersaudara. Ayah saya bernama Anom prabowo, ibu saya bernama Ay-ay siti aisyach dan adik saya bernama Afifah puspa ningrum. Saya hidup dikeluarga yang sederhana dan bisa dikatakan cukup bahagia. Saya hidup bersama keluarga saya sudah sekitar hampir 20 tahun. Di kehidupan, saya banyak mengalami kejadian-kejadian yang membuat saya semakin mengetahui arti kehidupan. Saya pernah mempunyai beberapa pengalaman yang membuat saya perlahan-lahan mengalami perubahan  Dulu sewaktu saya SD, saya termaksud seseorang yang pemalu namun tetap bisa berinteraksi dengan teman-teman. Saya pernah mengalami kejadian Bully saat SD walaupun itu hanya sebentar, tetapi hal tersebut sedikit mengubah kepribadian saya menjadi seseorang yang penakut. Setelah saya mengalami kejadian bully, di SMP justru hal tersebut berbanding terbalik. Tidak ada yang pernah membully saya dan justru teman-teman sangat menghargai saya. Namun hal tersebut membuat saya besar kepala, hingga saya merasa sangat dimanjakan oleh teman-teman saya. Apapun yang saya inginkan, teman-teman saya hampir selalu melakukan apa yang saya mau.

Setelah saya mulai berlanjak masuk SMA, itu semua berubah. Kehidupan saya di awal-awal masuk SMA justru membuat saya kembali terpuruk. Saya dituntut untuk bersikap mandiri. Saya pernah bersikap egois pada saat itu hingga teman-teman saya tidak menyukai saya. Bahkan dikelas tidak ada yang mau berteman dengan saya. Saya sangat ingat suatu kejadian yang benar-benar membuat saya sedih pada saat itu. Sewaktu saya pergi untuk mengikuti pelatihan semacam LDKS di salah satu area pegunungan, Saya dan teman-teman saya diharuskan untuk melewati bebatuan di perairan yang terdapat arus sedikit kencang. Teman-teman saya saling membantu satu sama lain dan saling berpegangan untuk berjalan melewati bebatuan itu, namun tidak dengan saya. Mereka tidak mau membantu saya. Nyatanya saya sudah meminta untuk dibantu, tetapi mereka tidak mau membantu. Hingga saya berjuang sendiri untuk melewati bebatuan itu dan hati saya benar-benar sedih pada saat itu. Hal itu semakin membuat saya semakin terpuruk dan benar-benar tidak tahan untuk tetap berada di sekolah tersebut. Pada akhirnya saya pindah sekolah dan menempati sekolah yang baru.

Di sekolah yang baru saya mulai ingin meniti kehidupan yang baru, saya tidak mau dijauhi orang-orang disekitar saya. Bahkan saya sampai mempelajari bagaimana berinteraksi dengan baik dan bagaimana mengenal  kepribadian seseorang melalui buku-buku yang saya baca. Terutama saya mulai membaca buku-buku yang berhubungan dengan psikologi. Disana banyak sekali hal yang bisa saya ambil dan hal itu saya selalu coba praktekan di kehidupan saya sehari-hari. Alhamdulillah, Di sekolah baru tersebut saya memiliki banyak teman. Mereka mengenal saya, memberikan perhatian buat saya, bahkan mereka tidak segan untuk menceritakan kejadian kehidupan mereka kepada saya dan meminta saran dari saya. Hal tersebut membuat saya benar-benar bahagia karena orang-orang disekitar saya menghargai saya. Mereka perduli terhadap saya. Hingga kini alhamdulillah saya memiliki banyak teman dan masa lalu saya menjadikan saya menjadi seseorang yang mengalami perubahan untuk menjadi lebih baik.

 Namun setiap manusia pasti mempunyai kekurangan, Sekedar diketahui, hingga sekarang saya itu orang nya panikan dan terkadang masih suka moody-an di saat yang tidak tepat. Saya juga termaksud seseorang yang periang, bersahabat dan lumayan cerewet. Saya sangat senang menyapa orang-orang disekitar saya, bahkan untuk di angkot pun saya mempunyai beberapa kenalan (khusus perempuan, karena kalau pria saya tidak berani, terlalu beresiko) . Mungkin ada beberapa orang yang  menganggap saya sedikit so' SKSD. tetapi untuk sekedar mereka ketahui, saya berkenalan bukan untuk SKSD melainkan untuk mengenal satu sama lain. Kita hidup di dunia tidak sendirian, banyak orang-orang disekitar kita yang sebenarnya bisa untuk kita kenali. Semakin banyak orang yang kita temui dan semakin banyak orang yang kita ketahui dengan melihat kepribadian nya, kita semakin mengerti bahwa setiap orang memiliki keunikan tersendiri dan memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Menghargai orang lain, bersahabat dengan orang lain dan mengerti kepribadian mereka adalah hal terpenting untuk saya. Itulah Konsep diri saya. Dengan hal ini bisa saya katakan juga, Kalau kita bersahabat dengan dunia, InsyaAllah dunia akan bersahabat dengan kita. :)

2. CONTOH KASUS KETIDAKSEHATAN MENTAL

Sekeluarga Bunuh Diri karena Ditagih Utang Semen
TRIBUNNEWS.COM, PEKALONGAN - Pengakuan mengejutkan dari Tomi  (39), putra pertama dari Anita Erfanti (58), terkait anggota keluarganya yang bunuh diri secara massal dengan cara menenggak racun serangga.
Tomi mengakui, sedikit tahu kondisi keluarga besar Anita yang tak lain adalah ibunya, terkait bisnis dua toko besi dan bangunan di Pekalongan.
Ia menuturkan, usaha keluarganya tersebut ambruk lantaran memiliki hutang hingga Rp 700 jutaan.  
Permasalahan utama, buka pada nominal utang tersebut, melainkan dari pihak pemberi utang.
Menurut pengakuan Tomi, pemberi utang atau penyuplai material semen, hampir tiap hari menagih utang dagangan tersebut.
Akibat ditagih dan dikejar-kejar agar segera membayar utang dari distributor semen tersebut, maka Anita beserta keluarganya tertekan.  
"Bukan terlilit hutang, tapi lebih disebabkan karena ketakutan dapat tekanan dari salah satu distributor semen," kata Tomi kepada Tribun Jateng,  Senin (3/3/2014).
Tekanan itu, dipandang oleh keluarga Anita (ibunda Lina) sebagai teror yang menakutkan.
"Jadi biar berita ini tidak simpang siur, ada yang bilang karena terlilit hutang, pertengkaran rumah tangga, kan kasihan yang tidak bersalah," katanya.
Teror berlangsung terus menerus sejak 5-7 hari sebelum Anita (58) memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Teror itu dilakukan dalam intensitas cepat yakni tiap hari.
Namun demikian, Polres Pekalongan yang melakukan penyelidikan intensif atas tragedi dugaan bunuh diri sekeluarga (Anita, Linawati, Rudito, Danny) itu justru membantahnya.
Kasatreskim Pekalongan Kota Ajun Komisaris Bambang Purnomo mengatakan, pengakuan Tomi itu  belum bisa dibuktikan.
Karena hingga kekinian, polisi belum menemukan bukti yang mengarah ke sana.  "Kita masih mencari bukti itu, yang dari Polres Cirebon,  HP Anita juga disita tapi belum mengarah ke sana," ujar Kasatreskrim.
Sebelumnya diberitakan, Lina (41) dan Dani (11), ibu dan anak, tewas menenggak racun serangga di Pekalongan.
Sedangkan Anita (58) ibuda Lina, dan Rudito (39) adik Lina tewas di Cirebon, diduga juga tengga racun serangga.

Komentar saya :

                   Menurut pendapat saya, apabila dilihat dari artikel ini, tekanan mental dapat mengakibatkan seseorang kehilangan akal budi dan akhirnya melakukan bunuh diri. Apabila dilihat dari korban (ibu anita) alm. Tidak memiliki pertimbangan yang baik dalam menjalani hidup nya. Separah apapun tekanan buruk yang diberikan dari luar, sebaiknya korban (ibu anita) tetap harus bisa mengontrol emosi nya dan memiliki pemikiran yang sehat. Pemikiran yang sehat tersebut meliputi kecerdasan korban serta pertimbangan korban dalam menanggapi tekanan mental dari luar (penagih hutang).


                    Banyak hal yang bisa kita pelajari dari kejadian ini, kesehatan mental tentu sangat berperan penting bagi kehidupan seseorang untuk menghadapi tekanan mental. Apabila seseorang tidak memiliki kesehatan mental, maka hal tersebut dapat merugikan diri nya sendiri atau bahkan orang lain yang berada di sekitar nya. Menurut pendapat saya, Kesehatan mental salah satu nya dapat dimulai dengan cara menerapkan pemikiran yang positif. Selama kita dapat berfikir positif, mental kita juga akan terasah untuk menanggapi suatu kejadian dengan positif.

Daftar pustaka :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar