TULISAN PERTEMUAN 1
1. KONSEP
DIRI
Saya
adalah anak pertama dari dua bersaudara. Ayah saya bernama Anom prabowo, ibu
saya bernama Ay-ay siti aisyach dan adik saya bernama Afifah puspa ningrum.
Saya hidup dikeluarga yang sederhana dan bisa dikatakan cukup bahagia. Saya
hidup bersama keluarga saya sudah sekitar hampir 20 tahun. Di kehidupan, saya
banyak mengalami kejadian-kejadian yang membuat saya semakin mengetahui arti
kehidupan. Saya pernah mempunyai beberapa pengalaman yang membuat saya perlahan-lahan
mengalami perubahan Dulu sewaktu saya
SD, saya termaksud seseorang yang pemalu namun tetap bisa berinteraksi dengan
teman-teman. Saya pernah mengalami kejadian Bully saat SD walaupun itu hanya
sebentar, tetapi hal tersebut sedikit mengubah kepribadian saya menjadi
seseorang yang penakut. Setelah saya mengalami kejadian bully, di SMP justru
hal tersebut berbanding terbalik. Tidak ada yang pernah membully saya dan
justru teman-teman sangat menghargai saya. Namun hal tersebut membuat saya
besar kepala, hingga saya merasa sangat dimanjakan oleh teman-teman saya.
Apapun yang saya inginkan, teman-teman saya hampir selalu melakukan apa yang
saya mau.
Setelah
saya mulai berlanjak masuk SMA, itu semua berubah. Kehidupan saya di awal-awal
masuk SMA justru membuat saya kembali terpuruk. Saya dituntut untuk bersikap
mandiri. Saya pernah bersikap egois pada saat itu hingga teman-teman saya tidak
menyukai saya. Bahkan dikelas tidak ada yang mau berteman dengan saya. Saya
sangat ingat suatu kejadian yang benar-benar membuat saya sedih pada saat itu.
Sewaktu saya pergi untuk mengikuti pelatihan semacam LDKS di salah satu area
pegunungan, Saya dan teman-teman saya diharuskan untuk melewati bebatuan di
perairan yang terdapat arus sedikit kencang. Teman-teman saya saling membantu
satu sama lain dan saling berpegangan untuk berjalan melewati bebatuan itu,
namun tidak dengan saya. Mereka tidak mau membantu saya. Nyatanya saya sudah
meminta untuk dibantu, tetapi mereka tidak mau membantu. Hingga saya berjuang
sendiri untuk melewati bebatuan itu dan hati saya benar-benar sedih pada saat
itu. Hal itu semakin membuat saya semakin terpuruk dan benar-benar tidak tahan
untuk tetap berada di sekolah tersebut. Pada akhirnya saya pindah sekolah dan
menempati sekolah yang baru.
Di
sekolah yang baru saya mulai ingin meniti kehidupan yang baru, saya tidak mau
dijauhi orang-orang disekitar saya. Bahkan saya sampai mempelajari bagaimana
berinteraksi dengan baik dan bagaimana mengenal
kepribadian seseorang melalui buku-buku yang saya baca. Terutama saya
mulai membaca buku-buku yang berhubungan dengan psikologi. Disana banyak sekali
hal yang bisa saya ambil dan hal itu saya selalu coba praktekan di kehidupan
saya sehari-hari. Alhamdulillah, Di sekolah baru tersebut saya memiliki banyak
teman. Mereka mengenal saya, memberikan perhatian buat saya, bahkan mereka
tidak segan untuk menceritakan kejadian kehidupan mereka kepada saya dan
meminta saran dari saya. Hal tersebut membuat saya benar-benar bahagia karena
orang-orang disekitar saya menghargai saya. Mereka perduli terhadap saya.
Hingga kini alhamdulillah saya memiliki banyak teman dan masa lalu saya
menjadikan saya menjadi seseorang yang mengalami perubahan untuk menjadi lebih
baik.
Namun setiap manusia pasti mempunyai kekurangan, Sekedar diketahui, hingga sekarang saya itu orang nya panikan dan terkadang masih suka moody-an di saat yang tidak tepat. Saya juga termaksud seseorang yang periang, bersahabat dan
lumayan cerewet. Saya sangat senang menyapa orang-orang disekitar saya, bahkan
untuk di angkot pun saya mempunyai beberapa kenalan (khusus perempuan, karena
kalau pria saya tidak berani, terlalu beresiko) . Mungkin ada beberapa orang
yang menganggap saya sedikit so' SKSD.
tetapi untuk sekedar mereka ketahui, saya berkenalan bukan untuk SKSD melainkan
untuk mengenal satu sama lain. Kita hidup di dunia tidak sendirian, banyak
orang-orang disekitar kita yang sebenarnya bisa untuk kita kenali. Semakin
banyak orang yang kita temui dan semakin banyak orang yang kita ketahui dengan
melihat kepribadian nya, kita semakin mengerti bahwa setiap orang memiliki
keunikan tersendiri dan memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Menghargai
orang lain, bersahabat dengan orang lain dan mengerti kepribadian mereka adalah
hal terpenting untuk saya. Itulah Konsep diri saya. Dengan hal ini bisa saya
katakan juga, Kalau kita bersahabat dengan dunia, InsyaAllah dunia akan
bersahabat dengan kita. :)
2. CONTOH
KASUS KETIDAKSEHATAN MENTAL
“ Sekeluarga Bunuh Diri
karena Ditagih Utang Semen “
TRIBUNNEWS.COM,
PEKALONGAN - Pengakuan
mengejutkan dari Tomi (39), putra pertama dari Anita Erfanti (58),
terkait anggota keluarganya yang bunuh diri secara massal dengan cara menenggak
racun serangga.
Tomi mengakui, sedikit tahu kondisi keluarga besar Anita
yang tak lain adalah ibunya, terkait bisnis dua toko besi dan bangunan di
Pekalongan.
Ia menuturkan, usaha keluarganya tersebut ambruk lantaran
memiliki hutang hingga Rp 700 jutaan.
Permasalahan utama, buka pada nominal utang tersebut,
melainkan dari pihak pemberi utang.
Menurut pengakuan Tomi, pemberi utang atau penyuplai
material semen, hampir tiap hari menagih utang dagangan tersebut.
Akibat ditagih dan dikejar-kejar agar segera membayar utang
dari distributor semen tersebut, maka Anita beserta keluarganya tertekan.
"Bukan terlilit hutang, tapi lebih disebabkan karena
ketakutan dapat tekanan dari salah satu distributor semen," kata Tomi
kepada Tribun Jateng, Senin (3/3/2014).
Tekanan itu, dipandang oleh keluarga Anita (ibunda Lina)
sebagai teror yang menakutkan.
"Jadi biar berita ini tidak simpang siur, ada yang
bilang karena terlilit hutang, pertengkaran rumah tangga, kan kasihan yang
tidak bersalah," katanya.
Teror berlangsung terus menerus sejak 5-7 hari sebelum
Anita (58) memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Teror itu dilakukan dalam
intensitas cepat yakni tiap hari.
Namun demikian, Polres Pekalongan yang melakukan
penyelidikan intensif atas tragedi dugaan bunuh diri sekeluarga (Anita,
Linawati, Rudito, Danny) itu justru membantahnya.
Kasatreskim Pekalongan Kota Ajun Komisaris Bambang Purnomo
mengatakan, pengakuan Tomi itu belum bisa dibuktikan.
Karena hingga kekinian, polisi belum menemukan bukti yang
mengarah ke sana. "Kita masih mencari bukti itu, yang dari Polres
Cirebon, HP Anita juga disita tapi belum mengarah ke sana," ujar
Kasatreskrim.
Sebelumnya diberitakan, Lina (41) dan Dani (11), ibu dan
anak, tewas menenggak racun serangga di Pekalongan.
Sedangkan Anita (58) ibuda Lina, dan Rudito (39) adik Lina
tewas di Cirebon, diduga juga tengga racun serangga.
Komentar saya :
Menurut pendapat saya, apabila dilihat dari artikel
ini, tekanan mental dapat mengakibatkan seseorang kehilangan akal budi dan
akhirnya melakukan bunuh diri. Apabila dilihat dari korban (ibu anita) alm. Tidak
memiliki pertimbangan yang baik dalam menjalani hidup nya. Separah apapun
tekanan buruk yang diberikan dari luar, sebaiknya korban (ibu anita) tetap
harus bisa mengontrol emosi nya dan memiliki pemikiran yang sehat. Pemikiran
yang sehat tersebut meliputi kecerdasan korban serta pertimbangan korban dalam
menanggapi tekanan mental dari luar (penagih hutang).
Banyak hal yang bisa kita pelajari dari kejadian
ini, kesehatan mental tentu sangat berperan penting bagi kehidupan seseorang untuk menghadapi tekanan mental. Apabila seseorang tidak memiliki kesehatan
mental, maka hal tersebut dapat merugikan diri nya sendiri atau bahkan orang
lain yang berada di sekitar nya. Menurut pendapat saya, Kesehatan mental salah
satu nya dapat dimulai dengan cara menerapkan pemikiran yang positif. Selama
kita dapat berfikir positif, mental kita juga akan terasah untuk menanggapi
suatu kejadian dengan positif.
Daftar pustaka :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar