Viewers

Sabtu, 26 April 2014

KESEHATAN MENTAL : Tugas Pertemuan 2


TUGAS PERTEMUAN 2

 STRES


  A.  Arti Penting Stres

J.P Chaplin dalam kamus lengkap psikologi mendefinisikan stress sebagai suatu keadaan tertekan, baik secara fisik maupun psikologis. Sedangkan menurut Lazarus stress adalah rasa cemas atau terancam yang timbul ketika kita menginterprestasikan atau menilai situasi sebagai melampaui kemampuan psikologis kita untuk bisa menanganinya secara memadai.

Sebenarnya strss tidak selalu jelek. Stres dalam tingkat yang sedang itu perlu untuk menghasilkan kewaspadaan dan minat pada tugas yang ada dan membantu orang melakukan penyesuaian. Stres yang jelek adalah stress yang terlalu kuat dan bertahan lama. Stres ini bisa menganggu jasmani maupun rohani.

Stres yang timbul pada setiap orang bisa berbeda-beda, walaupun peristiwa yang di alami sama. Peristiwa tertentu yang membuat seseorang mengalami stres berat, bisa saja hanya menimbulkan stres ringan pada orang yang lain. Bahkan dampak rasa stres itu sendiri bisa berbeda-beda pada setiap orang. Stres yang bagi seseorang dianggap menghancurkan, bagi orang lain bisa merupakan tantangan.

B. Tipe-Tipe Stres Psikologis

Menurut Maramis (1990) ada empat tipe stress psikologis yaitu :

- Konflik

Konflik ditimbulkan karena ketidakmampuan memilih dua atau lebih macam keinginan, kebutuhan atau tujuan. Saat seseorang dihadapkan dalam situasi yang berat untuk dipilih, orang tersebut mengalami konflik  pada dirinya.

-  Tekanan

Tekanan timbul dari tuntutan hidup sehari-hari dan tekanan dapat berasal dari dalam individu maupun luar individu. Untuk tekanan yang berasal dari dalam diri individu contoh nya seperti cita-cita yang dimiliki terlalu tinggi dan hal itu dapat menyebabkan tekanan didalam diri orang tersebut. Sedangkan tekanan dari luar individu contohnya seperti orang tua yang menuntut anaknya masuk kedalam jurusan yang tidak diminati anaknya dan pada akhirnya anak merasa tertekan.

-  Frustasi

Frustasi muncul karena adanya kegagalan saat ingin mencapai suatu hal atau tujuan. Frustasi ada yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik. Frustasi yang bersifat intrinsik contoh nya seperti frustasi karena kegagalan usaha. Sedangkan frustasi yang bersifat ekstrinsik contoh nya seperti kecelakaan, kematian orang yang dicintai dan lain sebagainya.

- Kecemasan

Kecemasan merupakan suatu kondisi ketika individu merasakan kekhawatiran atau kegelisahan, ketegangan dan rasa tidak nyaman yang tidak terkendali mengenai kemungkinan akan terjadinya sesuatu yang buruk.

       C. Symptom – Reducing respons terhadap stres

       -  Proyeksi
      Proyeksi aadalah perilaku seseorang yang menutupi kualitas perilakunya yang tidak layak atau kurang baik, kemudian mengenakan atau memproyeksikan kualitas atau sifat yang tidak baik tersebut kepada orang lain.

  - Pengalihan
Mekanisme pertahanan yang dianggap dapat memenuhi fungsinya adalah mekanisme yang dapat menurunkan kecemasan dan memuaskan motif yang tidak dapat dibenarkan ( misal nya dorongan seksual yang tidak pada tempatnya) , dengan cara melakukan pengalihan ( displacement) ke aktivitas lain. Menurut Freud mekanisme pengalihan merupakan cara yang paling memuaskan untuk  memenuhi impuls agresif atau seksual.

-  Intelektualisasi

Intelektualisasi adalah upaya melepaskan diri dari situasi stress dan menghadapi nya dengan menggunakan istilah-istilah yang abstrak dan intelektual.

-  Penyangkalan

Penyangkalan adalah upaya untuk mengingkari atau menolak kenyataan negative yang ada pada diri anda atau keluarga anda. Bentuk penyangkalan yang kurang ekstrim dapat ditemukan pada individu yang secara terus menerus mengabaikan kritik orang lain dan tidak merasa bahwa orang lain tidak senang pada dirinya.

-  Rasionalisasi

Rasionalisasi sebagai bentuk mekanisme pertahanan tidak sama artinya dengan bertindak secara rasional. Rasionalisasi disini artinya bertindak dengan menggunakan motif  yang dapat diterima secara logis atau sosial sedemikian rupa sehingga tampaknya bertindak secara rasional.

Rasionalisasi memiliki dua fungsi yaitu :
a.       Menghilangkan kekecewaan pada saat kita gagal mencapai tujuan
b.      Merasionalisasikan apa yang telah kita lakukan untuk menempatkan perilaku kita dalam pandangan yang lebih menguntungkan.
                 
- Represi

Freud menganggap represi merupakan mekanisme pertahanan yang paling dasar dan paling penting. 
Dalam represi, impuls dan memori yang menimbulkan rasa malu, rasa bersalah atau sikap mencela diri 
sendiri, ditekan atau direpresi masuk bawah sadar.

  - Pembentukan reaksi

Pembentukan reaksi terjadi ketika orang melakukan perbuatan yang sebaliknya dari motif 
yang sesungguhnya. Contoh, seorang ibu merasa bersalah karena sebenarnya ia menolak anak, lantaran 
belum/tidak ingin punya anak.  Kemudian ibu tersebut melakukan pembentukan reaksi dengan bersikap 
yang terlalu protektif terhdap anaknya atau memperhatikan anak nya secara berlebihan untuk menutupi 
perasaan  sebenarnya. Dengan perilaku tersebut ibu itu ingin meyakinkan anak nya bahwa ia adalah ibu 
yang  baik.
      
       D.   Pendekatan Problem Solving Terhadap Stres

Problem solving adalah suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan masalah dan memecahkan berdasarkan data dan informasi yang akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang tepat dan cermat.  Berpikir memecahkan masalah dan menghasilkan sesuatu yang baru adalah kegiatan yang kompleks dan berhubungan erat satu dengan yang lain.

Suatu masalah umumnya tidak dapat dipecahkan tanpa berpikir. Proses yang ditempuh seseorang untuk menghadapi tuntutan yang menimbulkan stress dinamakan coping. Coping memiliki dua bentuk utama, yaitu :

-  Strategi terfokus masalah  (Problem Focus Coping )

yaitu upaya seseorang untuk memfokuskan perhatian pada masalah atau situasi spesifik yang telah terjadi, sambil mencoba menemukan cara untuk mengubahnya atau menghindarinya.  Strategi yang dapat ditempuh untuk memecahkan masalah antara lain menentukan masalahnya, mencari pemecahan alternative, menimbang-nimbang alternative tersebut dan memilih slah satunya kemudian mengimplementasikan nya.

-  Strategi terfokus emosi ( Emotional Focus Coping)

Yaitu upaya untuk mencegah emosi negative menguasai diri seseorang atau mencegah terjadinya masalah yang tidak dapat dikendalikan.  Terdapat banyak cara untuk mengatasi emosi negative. Sebagian peneliti telah membagi cara-cara tersebut menjadi strategi perilaku dan strategi kognitif.  Strategi perilaku  contoh nya seperti latihan fisik untuk beralih dari masalah, sedangkan strategi kognitif contoh nya memutuskan untuk tidak menguatirkan masalah yang sedang dihadapi.

Terdapat juga beberapa langkah dalam melakukan problem solving  yaitu  mengindentifikasi masalah secara tepat kemudian menentukan sumber dan akar penyebab masalahnya, setelah itu mencari solusi masalah secara efektif dan efisien.

2.       HUBUNGAN INTERPERSONAL

A.      Model Hubungan Interpersonal

Ada beberapa model hubungan Interpersonal, yaitu :

- Model Pertukaran Sosial

 Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu transaksi dagang. Orang berhubungan dengan 
orang lain karena mengharapkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan nya. Thibault dan Kelley 
menyimpulkan model pertukaran social  sebagai berikut : “ Asumsi dasar yang mendasari seluruh analisis 
kami adalah bahwa setiap individu secara sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya 
selama hubungan tersebut cukup memuaskan dari segi ganjaran dan biaya” .

 Ganjaran yang dimaksud adalah setiap akibat yang dinilai positif yang diperoleh seseorang dari suatu
hubungan. Ganjaran dapat berupa uang, penerimaan sosial atau dukungan terhadap nilai yang dipegangnya
Sedangkan yang dimaksud dengan biaya adalah akibat yang negative yang terjadi dalam suatu hubungan. 
Biaya itu dapat berupa waktu, usaha,konflik, kecemasan dan lain-lain.

  - Model Peranan
Model peranan menganggap hubungan interpersonal sebagai panggung sandiwara. Disini setiap orang harus memerankan perananya sesuai dengan naskah yang telah dibuat oleh masyarakat. Hubungan interpersonal berkembang biak apabila setiap individu bertindak sesuai dengan peranan nya.

  - Model Interaksional
  Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu system setiap system memiliki sifat-sifat structural, integrative dan medan. Semua system terdiri dari subsistem-subsistem yang saling tergantung dan bertindak bersama sebagai suatu kesatuan. Selanjutnya, semua sistem mempunyai kecenderungan untuk memelihara dan mempertahankan kesatuan. Apabila ekuilibrium dari sistem terganggu, segera akan ambil tindakan nya. Setiap hubungan interpersonal harus dilihat dari tujuan bersama, metode komunikasi, ekspetasi dan pelaksanaan peranan.

B.      Pembentukkan Kesan dan Ketertarikan Interpersonal

Pembentukan kesan menurut Sears dkk. (1992) individu cenderung membentuk kesan panjang lebar atas orang lain berdasarkan informasi yang terbatas. Hanya dengan melihat dari potret atau secara langsung selama beberapa saat saja, seseorang sudah cenderung menilai sebagian besar karakter orang yang diamatinya tersebut.

Didalam pembentukan kesan terdapat :

- Kesan pertama

 Kesan yang dapat dilihat dari beberapa indikasi seperti kemungkinan kita menganggap  bahwa orang lain periang, ramah dan lain sebagainya.

- Kesan menyeluruh

 Kesan yang diterima secara keseluruhan.

-  Konsistesi

Individu cenderung membentuk karateristik yang konsisten secara evaluatif terhadap individu lain nya,meski hanya memiliki sedikit informasi. Kita cenderung memandang orang lain secara konsisten dari kedalaman nya. Karena evaluasi merupakan dimensasi paling penting didalam persepsi manusia, sehingga kita cenderung akan menilai “ baik “ atau “ buruk” dan bukan kedua nya.

-  Prasangka Positif

Kecenderungan menilai orang lain secara positif sehingga mengalahkan evaluasi negative. Misalnya pada studi dimana mahasiswa sebagian besar memberikan nilai positif terhadap profesornya dengan nilai di atas rata-rata, meski para mahasiswa tersebut telah mengalami berbagai pengalaman baik yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan dengan professornya tersebut selama kuliah nya.

Didalam pembentukan kesan mempengaruhi adanya ketertarikan interpersonal. Ketertarikan Interpersonal  diantaranya disebabkan karena :

1.       Efek kedekatan

Salah satu yang menentukan ketertarikan interpersonal adalah kedekatan. Orang yang mempunyai kesempatan paling sering kita lihat dan kita jumpai sangat mungkin menjadi sahabat kita atau seseorang yang kita cintai.  

2.       Kesamaan

Kesamaan dapat dibagi menjadi 3 macam dalam hubungan interpersonal, yaitu :

- kesamaan opini dan kepribadian

Berbagai penelitian menunjukan bahwa kesamaan demografis, nilai-nilai, sikap dan kepribadian merupakan hal yang menentukan ketertarikan untuk mengembangkan hubungan lebih lanjut menuju persahabatan ataupun hubungan percintaan

- kesamaan gaya interpersonal

Hasil penelitian Burleson dan Samter  (1996) menunjukkan bahwa orang-orang cenderung tertarik dengan teman sepermainan yang sama dalam berpikir mengenai orang-orang dan bagaimana mereka menyukai percakapan mengenai hubungan antara pribadi.

- kesamaan minat dan pengalaman

Berbagai riset menunjukkan bahwa kita cenderung menyukai orang yang memiliki minat dan pengalaman yang sama. Misalnya penelitian Kubitscheck dan Hallinan (1998) mengenai pola persahabatan pada mahasiswa, mereka cenderung lebih memilih teman yang memiliki pengalaman dan minat yang sama dengan nya disbanding yang berbeda.

3.       Kesukaan timbal balik

Kita semua merasa senang apabila disukai. Hal ini cukup kuat menimbulkan ketertarikan.

4.       Ketertarikan fisik dan kesukaan

Suatu penelitian klasik yang dilakukan Walstr, Arenseon, Abrahams dan Rotman (1996) menunjukkan pentingnya penampilan fisik dalam pembentukan kesan pertama. Daya tarik fisik merupakan hal yang menentukan kesan pertama baik pada laki-laki maupun perempuan dan hal tersebut dapat menimbulkan kesukaan maupun tidak. Hal tersebut tergantung individu masing-masing dalam melakukan penilaian.

C.      Intimasi dan Hubungan pribadi

Erikson mendeskripsikan intimasi sebagai kemampuan untuk dekat dengan orang lain seperti sebagai kekasih , teman atau angota masyarakat. Intimasi didalam Hubungan pribadi dapat dilihat dalam perkembangan intimasi menjalani hubungan romantic seperti adanya penerimaan diri, saling berinteraksi, memberikan tanggapan, perhatian, rasa percaya, kasih sayang dan lain sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA :

Basuki, Heru. 2008 . Psikologi Umum. Jakarta : Universitas Gunadarma
Riyanti, B.P.Dwi dan Hendro Prabowo. 1998 . Psikologi Umum 2. Jakarta : Universitas Gunadarma


Jumat, 28 Maret 2014

KESEHATAN MENTAL : Tulisan Pertemuan 1

                             TULISAN PERTEMUAN 1

                                    1.  KONSEP DIRI

Saya adalah anak pertama dari dua bersaudara. Ayah saya bernama Anom prabowo, ibu saya bernama Ay-ay siti aisyach dan adik saya bernama Afifah puspa ningrum. Saya hidup dikeluarga yang sederhana dan bisa dikatakan cukup bahagia. Saya hidup bersama keluarga saya sudah sekitar hampir 20 tahun. Di kehidupan, saya banyak mengalami kejadian-kejadian yang membuat saya semakin mengetahui arti kehidupan. Saya pernah mempunyai beberapa pengalaman yang membuat saya perlahan-lahan mengalami perubahan  Dulu sewaktu saya SD, saya termaksud seseorang yang pemalu namun tetap bisa berinteraksi dengan teman-teman. Saya pernah mengalami kejadian Bully saat SD walaupun itu hanya sebentar, tetapi hal tersebut sedikit mengubah kepribadian saya menjadi seseorang yang penakut. Setelah saya mengalami kejadian bully, di SMP justru hal tersebut berbanding terbalik. Tidak ada yang pernah membully saya dan justru teman-teman sangat menghargai saya. Namun hal tersebut membuat saya besar kepala, hingga saya merasa sangat dimanjakan oleh teman-teman saya. Apapun yang saya inginkan, teman-teman saya hampir selalu melakukan apa yang saya mau.

Setelah saya mulai berlanjak masuk SMA, itu semua berubah. Kehidupan saya di awal-awal masuk SMA justru membuat saya kembali terpuruk. Saya dituntut untuk bersikap mandiri. Saya pernah bersikap egois pada saat itu hingga teman-teman saya tidak menyukai saya. Bahkan dikelas tidak ada yang mau berteman dengan saya. Saya sangat ingat suatu kejadian yang benar-benar membuat saya sedih pada saat itu. Sewaktu saya pergi untuk mengikuti pelatihan semacam LDKS di salah satu area pegunungan, Saya dan teman-teman saya diharuskan untuk melewati bebatuan di perairan yang terdapat arus sedikit kencang. Teman-teman saya saling membantu satu sama lain dan saling berpegangan untuk berjalan melewati bebatuan itu, namun tidak dengan saya. Mereka tidak mau membantu saya. Nyatanya saya sudah meminta untuk dibantu, tetapi mereka tidak mau membantu. Hingga saya berjuang sendiri untuk melewati bebatuan itu dan hati saya benar-benar sedih pada saat itu. Hal itu semakin membuat saya semakin terpuruk dan benar-benar tidak tahan untuk tetap berada di sekolah tersebut. Pada akhirnya saya pindah sekolah dan menempati sekolah yang baru.

Di sekolah yang baru saya mulai ingin meniti kehidupan yang baru, saya tidak mau dijauhi orang-orang disekitar saya. Bahkan saya sampai mempelajari bagaimana berinteraksi dengan baik dan bagaimana mengenal  kepribadian seseorang melalui buku-buku yang saya baca. Terutama saya mulai membaca buku-buku yang berhubungan dengan psikologi. Disana banyak sekali hal yang bisa saya ambil dan hal itu saya selalu coba praktekan di kehidupan saya sehari-hari. Alhamdulillah, Di sekolah baru tersebut saya memiliki banyak teman. Mereka mengenal saya, memberikan perhatian buat saya, bahkan mereka tidak segan untuk menceritakan kejadian kehidupan mereka kepada saya dan meminta saran dari saya. Hal tersebut membuat saya benar-benar bahagia karena orang-orang disekitar saya menghargai saya. Mereka perduli terhadap saya. Hingga kini alhamdulillah saya memiliki banyak teman dan masa lalu saya menjadikan saya menjadi seseorang yang mengalami perubahan untuk menjadi lebih baik.

 Namun setiap manusia pasti mempunyai kekurangan, Sekedar diketahui, hingga sekarang saya itu orang nya panikan dan terkadang masih suka moody-an di saat yang tidak tepat. Saya juga termaksud seseorang yang periang, bersahabat dan lumayan cerewet. Saya sangat senang menyapa orang-orang disekitar saya, bahkan untuk di angkot pun saya mempunyai beberapa kenalan (khusus perempuan, karena kalau pria saya tidak berani, terlalu beresiko) . Mungkin ada beberapa orang yang  menganggap saya sedikit so' SKSD. tetapi untuk sekedar mereka ketahui, saya berkenalan bukan untuk SKSD melainkan untuk mengenal satu sama lain. Kita hidup di dunia tidak sendirian, banyak orang-orang disekitar kita yang sebenarnya bisa untuk kita kenali. Semakin banyak orang yang kita temui dan semakin banyak orang yang kita ketahui dengan melihat kepribadian nya, kita semakin mengerti bahwa setiap orang memiliki keunikan tersendiri dan memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Menghargai orang lain, bersahabat dengan orang lain dan mengerti kepribadian mereka adalah hal terpenting untuk saya. Itulah Konsep diri saya. Dengan hal ini bisa saya katakan juga, Kalau kita bersahabat dengan dunia, InsyaAllah dunia akan bersahabat dengan kita. :)

2. CONTOH KASUS KETIDAKSEHATAN MENTAL

Sekeluarga Bunuh Diri karena Ditagih Utang Semen
TRIBUNNEWS.COM, PEKALONGAN - Pengakuan mengejutkan dari Tomi  (39), putra pertama dari Anita Erfanti (58), terkait anggota keluarganya yang bunuh diri secara massal dengan cara menenggak racun serangga.
Tomi mengakui, sedikit tahu kondisi keluarga besar Anita yang tak lain adalah ibunya, terkait bisnis dua toko besi dan bangunan di Pekalongan.
Ia menuturkan, usaha keluarganya tersebut ambruk lantaran memiliki hutang hingga Rp 700 jutaan.  
Permasalahan utama, buka pada nominal utang tersebut, melainkan dari pihak pemberi utang.
Menurut pengakuan Tomi, pemberi utang atau penyuplai material semen, hampir tiap hari menagih utang dagangan tersebut.
Akibat ditagih dan dikejar-kejar agar segera membayar utang dari distributor semen tersebut, maka Anita beserta keluarganya tertekan.  
"Bukan terlilit hutang, tapi lebih disebabkan karena ketakutan dapat tekanan dari salah satu distributor semen," kata Tomi kepada Tribun Jateng,  Senin (3/3/2014).
Tekanan itu, dipandang oleh keluarga Anita (ibunda Lina) sebagai teror yang menakutkan.
"Jadi biar berita ini tidak simpang siur, ada yang bilang karena terlilit hutang, pertengkaran rumah tangga, kan kasihan yang tidak bersalah," katanya.
Teror berlangsung terus menerus sejak 5-7 hari sebelum Anita (58) memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Teror itu dilakukan dalam intensitas cepat yakni tiap hari.
Namun demikian, Polres Pekalongan yang melakukan penyelidikan intensif atas tragedi dugaan bunuh diri sekeluarga (Anita, Linawati, Rudito, Danny) itu justru membantahnya.
Kasatreskim Pekalongan Kota Ajun Komisaris Bambang Purnomo mengatakan, pengakuan Tomi itu  belum bisa dibuktikan.
Karena hingga kekinian, polisi belum menemukan bukti yang mengarah ke sana.  "Kita masih mencari bukti itu, yang dari Polres Cirebon,  HP Anita juga disita tapi belum mengarah ke sana," ujar Kasatreskrim.
Sebelumnya diberitakan, Lina (41) dan Dani (11), ibu dan anak, tewas menenggak racun serangga di Pekalongan.
Sedangkan Anita (58) ibuda Lina, dan Rudito (39) adik Lina tewas di Cirebon, diduga juga tengga racun serangga.

Komentar saya :

                   Menurut pendapat saya, apabila dilihat dari artikel ini, tekanan mental dapat mengakibatkan seseorang kehilangan akal budi dan akhirnya melakukan bunuh diri. Apabila dilihat dari korban (ibu anita) alm. Tidak memiliki pertimbangan yang baik dalam menjalani hidup nya. Separah apapun tekanan buruk yang diberikan dari luar, sebaiknya korban (ibu anita) tetap harus bisa mengontrol emosi nya dan memiliki pemikiran yang sehat. Pemikiran yang sehat tersebut meliputi kecerdasan korban serta pertimbangan korban dalam menanggapi tekanan mental dari luar (penagih hutang).


                    Banyak hal yang bisa kita pelajari dari kejadian ini, kesehatan mental tentu sangat berperan penting bagi kehidupan seseorang untuk menghadapi tekanan mental. Apabila seseorang tidak memiliki kesehatan mental, maka hal tersebut dapat merugikan diri nya sendiri atau bahkan orang lain yang berada di sekitar nya. Menurut pendapat saya, Kesehatan mental salah satu nya dapat dimulai dengan cara menerapkan pemikiran yang positif. Selama kita dapat berfikir positif, mental kita juga akan terasah untuk menanggapi suatu kejadian dengan positif.

Daftar pustaka :

KESEHATAN MENTAL : Tugas Pertemuan 1

TUGAS PERTEMUAN 1

PENGANTAR :

A.    ORIENTASI KESEHATAN MENTAL

Saparinah Sadli mengemukakan tiga macam orientasi besar dalam kesehatan mental yaitu orientasi klasik, orientasi penyesuaian diri dan orientasi pengembangan potensi.

1.      Orientasi Klasik

        Orientasi klasik menurutnya adalah “seseorang dianggap sehat apabila ia tidak mempunyai keluhan tertentu seperti ketegangan, rasa lelah, cemas, rendah diri atau perasaan tidak berguna yang semuanya menimbulkan perasaan sakit atau rasa tidak sehat, serta menggangu efisiensi kegiatan sehari-hari”. Dalam definisi ini, orientasi klasik mengemukakan orang yang sehat berarti orang yang tidak mempunyai berbagai keluhan yang berakibat sakit untuk dirinya di dalam kehidupan sehari-hari. Seperti tidak cepat merasa lelah, cemas, tidak percaya diri, cepat putus asa, perasaan tidak berguna dan lain sebagainya. Biasanya ranah cakupan orientasi klasik ini banyak berkembang didunia kedokteran.

2.      Orientasi Penyesuaian diri

               Orientasi penyesuaian diri menurutnya adalah “seseorang dianggap sehat mental bila ia mampu mengembangakan dirinya sesuai dengan tuntutan orang-orang lain serta lingkungan sekitarnya”. Definisi diatas berarti, orang dikatakan sehat apabila ia mampu bergaul dengan orang-orang disekitarnya. Karena manusia adalah makhluk sosial yang tidak akan pernah bisa untuk hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.
3.      Orientasi Pengembangan Potensi
Orientasi pengembangan potensi menurutnya adalah “seseorang dianggap mencapai taraf kesehatan jiwa bila ia mendapat kesempatan untuk mengembangkan potensialitasnya menuju kedewasaan sehingga ia bisa dihargai oleh orang lain dan dirinya sendiri”. Definisi diatas berarti orang dikatakan sehat apabila ia berhasil mengembangkan dirinya sesuai dengan bakat dan kreativitas yang ia miliki sehingga ia bisa dihargai oleh masyarakat.

B.     KONSEP SEHAT

               Konsep sehat adalah manusia atau mahluk hidup yang di lahirkan dengan tubuh normal sempurna, sehat secara fisik, sehat secara mental dan sehat secara rohaninya. Manusia yang sehat mental adalah manusia yang mampu menguasai segala factor dalam hidupnya sehingga ia dapat menguasai kekalutan mental sebagai akibat dari tekanan-tekanan perasaan

                Pribadi normal dengan mental yang sehat akan bertingkah laku adekuat dan dapat diterima oleh masyarakat luas. Pribadi normal dengan mental yang sehat selalu memperlihatkan reaksi-reaksi personal yang tepat terhadap stimulasi eksternal (manusia makhluk sosial)

                 Sehat (health) adalah konsep yang tidak mudah diartikan sekalipun dapat kita rasakan dan diamati keadaannya. Misalnya, orang tidak memiliki keluhankeluahan fisik dipandang sebagai orang yang sehat. Sebagian masyarakat juga beranggapan bahwa orang yang “gemuk” adalah orang yang sehat, dan sebagainya. Faktor subyektifitas dan cultural dapat juga mempengaruhi pemahaman dan pengertian orang terhadap konsep sehat.
             
                 Sebagai satu acuan untuk memahami konsep “sehat”, World Health Organization (WHO) merumuskan dalam cakupan yang sangat luas, yaitu “keadaan yang sempurnan baik fisik, mental maupun sosial, tidak hanya terbebas dari penyakit atau kelemahan/cacat”. Dalam definisi ini, sehat bukan sekedar terbebas dari penyakit atau cacat. Orang yang tidak berpenyakit pun tentunya belum tentu dikatakan sehat. Dia semestinya dalam keadaan yang sempurna, baik fisik, mental, maupun sosial.

          Normalitas dan kesehatan mental ditandai dengan :
1.      Integrasi kejiwaan
2.      Kesesuaian antara tingkah laku sendiri dengan tingkah laku sosial. 
3.      Adanya kesanggupan melaksanakan tugas-tugas hidup dan tanggung jawab sosial. 
4.      Efesiensi dalam menanggapi realitas hidup

Ada beberapa Dimensi sehat dalam konsep sehat pada kesehatan mental, yaitu :
1. Fisik
Mengarah pada sehat secara fisik atau jasmani. Tubuh yang tidak ada
kekurangannya sama sekali atau tidak cacat.

2. Emosi
•Orang yang mampu membuat dan mengambil keputusannya dengan bijak.
•Mandiri belajar untuk melakukan segala sesuatu sendiri tanpa mengharapkan
bantuan dari orang lain.
•Mampu mengontrol emosinya sendiri dan bersifat dewasa
•Disiplin

3. Sosial
•Menjalani hidup dengan bersosialisasi
•Saling menghormati orang lain, mengasihi satu sama yang lain
•Mempunyai hati tenggang rasa sesama manusia
•Menghargai perbedaan baik agama, adat istiadat, bangsa dan Negara.

4. Spiritual
Sehat secara rohani. Sehat secara rohani adalah yang mempunyai fikiran yang
sehat, jernih dan baik. Bukan yang memikirkan hal-hal yang tidak layak untuk di
fikirkan dan di contoh. Jadi hati yang baik akan memancarkan jiwa yang sehat.

5. Intelektual
Yang terdiri dari:
•Denial
•Projection
•Fantasi
•Kompensasi dan
•Pengetahuan

C.     SEJARAH PERKEMBANGAN KESEHATAN MENTAL

1.      Zaman Prasejarah
Manusia purba sering mengalami gangguan mental atau fisik, seperti infeksi, artritis, dll.

2.      Zaman peradaban awal
           * Phytagoras (orang yang pertama memberi penjelasan alamiah terhadap penyakit mental) 
           * Hypocrates (Ia berpendapat penyakit / gangguan otak adalah penyebab penyakit mental) 
           * Plato (gangguan mental sebagian gangguan moral, gangguan fisik dan sebagiaan lagi dari dewa dewa)

3.      Zaman Renaissesus
Pada zaman ini di beberapa negara Eropa, para tokoh keagamaan, ilmu kedokteran dan filsafat mulai menyangkal anggapan bahwa pasien sakit mental tenggelam dalam dunia tahayul.

      4.  Era Pra Ilmiah

                * Kepercayaan Animisme
Sejak zaman dulu gangguan mental telah muncul dalam konsep primitif, yaitu kepercayaan terhadap faham animisme bahwa dunia ini diawasi atau dikuasai oleh roh-roh atau dewa-dewa. Orang Yunani kuno percaya bahwa orang mengalami gangguan mental, karena dewa marah kepadanya dan membawa pergi jiwanya. Untuk menghindari kemarahannya, maka mereka mengadakan perjamuan pesta (sesaji) dengan mantra dan kurban.

* Kepercayaan Naturalisme
Suatu aliran yang berpendapat bahwa gangguan mental dan fisik itu akibat dari alam. Hipocrates (460-367) menolak pengaruh roh, dewa, setan atau hantu sebagai penyebab sakit. Dia mengatakan, Jika anda memotong batok kepala, maka anda akan menemukan otak yang basah, dan mencium bau amis. Tapi anda tidak akan melihat roh, dewa, atau hantu yang melukai badan anda.
Seorang dokter Perancis, Philipe Pinel (1745-1826) menggunakan filsafat polotik dan sosial yang baru untuk memecahkan problem penyakit mental. Dia terpilih menjadi kepala Rumah Sakit Bicetre di Paris. Di rumah sakit ini, pasiennya dirantai, diikat ketembok dan tempat tidur. Para pasien yang telah di rantai selama 20 tahun atau lebih, dan mereka dianggap sangat berbahaya dibawa jalan-jalan di sekitar rumah sakit. Akhirnya, diantara mereka banyak yang berhasil, mereka tidak lagi menunjukkan kecenderungan untuk melukai atau merusak dirinya.

5.      Era Modern

Perubahan luar biasa dalam sikap dan cara pengobatan gangguan mental terjadi pada saat berkembangnya psikologi abnormal dan psikiatri di Amerika pada tahun 1783. Ketika itu Benyamin Rush (1745-1813) menjadi anggota staf medis di rumah sakit Pensylvania. Di rumah sakit ini ada 24 pasien yang dianggap sebagai lunatics (orang gila atau sakit ingatan). Pada waktu itu sedikit sekali pengetahuan tentang penyebab dan cara menyembuhkan penyakit tersebut. Akibatnya pasien-pasien dikurung dalam ruang tertutup, dan mereka sekali-kali diguyur dengan air.

Rush melakukan suatu usaha yang sangat berguna untuk memahami orang-orang yang menderita gangguan mental tersebut melalui penulisan artikel-artikel. Secara berkesinambungan, Rush mengadakan pengobatan kepada pasien dengan memberikan dorongan (motivasi) untuk mau bekerja, rekreasi, dan mencari kesenangan.

Pada tahun 1909, gerakan mental Hygiene secara formal mulai muncul. Perkembangan gerakan mental hygiene ini tidak lepas dari jasa Clifford Whitting Beers (1876-1943) bahkan karena jasanya itu ia dinobatkan sebagai The Founder of the Mental Hygiene Movement. Dia terkenal karena pengalamannya yang luas dalam bidang pencegahan dan pengobatan gangguan mental dengan cara yang sangat manusiawi.

Secara hukum, gerakan mental hygiene ini mendapat pengakuan pada tanggal 3 Juli 1946, yaitu ketika presiden Amerika Serikat menandatangani The National Mental Health Act., yang berisi program jangka panjang yang diarahkan untuk meningkatkan kesehatan mental seluruh warga masyarakat.

Bebarapa tujuan yang terkandung dalam dokumen tersebut meliputi :
      *  Meningkatkan kesehatan mental seluruh warga masyarakat Amerika Serikat, melalui penelitian, investigasi, eksperimen, penayangan kasus-kasus, diagnosis, dan pengobatan. 
     * Membantu lembaga-lembaga pemerintah dan swasta yang melakukan kegiatan penelitian dan meningkatkan koordinasi antara para peneliti dalam melakukan kegiatan dan mengaplikasikan hasil-hasil penelitiannya. 
        *  Memberikan latihan terhadap para personel tentang kesehatan mental. 
    * Mengembangkan dan membantu negara dalam menerapkan berbagai metode pencegahan, diagnosis, dan pengobatan terhadap para pengidap gangguan mental.

Pada tahun 1950, organisasi mental hygiene terus bertambah, yaitu dengan berdirinya National Association for Mental Health. Gerakan mental hygiene ini terus berkembang sehingga pada tahun 1975 di Amerika terdapat lebih dari seribu perkumpulan kesehatan mental. Di belahan dunia lainnya, gerakan ini dikembangkan melalui The World Federation forMental Health dan The World Health Organization.

TEORI KEPRIBADIAN SEHAT :

      A.     Aliran Psikoanalisa

            Sigmund Freud (1856-1939) merupakan pendiri psikoanalisis. Menurut Freud pikiran-pikiran yang direpres atau ditekan, merupakan sumber perilaku yang tidak normal atau menyimpang.  Sumbangan terbesar Freud pada teori kepribadian adalah eksplorasinya ke dalam dunia tidak sadar dan keyakinannya bahwa manusia termotivasi oleh dorongan-dorongan utama yang belum atau tidak mereka sadari. Bagi Freud, kehidupan mental terbagi menjadi dua tingkat, alam tidak sadar dan alam sadar. Alam tidak sadar terbagi menjadi dua tingkat, alam tidak sadar dan alam bawah sadar.

1.       Alam Tidak Sadar

         Alam tidak sadar (unconscious) menjadi tempat bagi segala dorongan, desakan maupun insting yang tak kita sadari tetapi ternyata mendorong perkataan, perasaan dan tindakan kita. Sekalipun kita sadar akan perilaku kita yang nyata, sering kali kita tidak menyadari proses mental yang ada dibalik perilaku tersebut. Misalnya seorang pria bisa saja mengetahui bahwa ia tertarik pada seorang wanita tetapi tidak benar-benar memahami alasan dibalik ketertarikannya, yang bisa saja bersifat tidak rasional.

           Dorongan tidak sadar ini muncul di alam bawah sadar setelah menjalani transformasi tertentu. Contohnya, seseorang dapat mengekspresikan dorongan erotis atau keinginan untuk melukai orang lain dengan cara menggoga atau mengolok-olok orang lain. Dorongan sejati (seks atau agresi) menjadi terselubung dan tersembunyi dari alam sadar kedua orang tersebut. Akan tetapi, alam tidak sadar orang kedua secara langsung. Keduanya dapat memuaskan dorongan seksual maupun agresif, tetapi tak satupun di antara mereka menyadari motif di balik godaan atau olok-olok tersebut. Dengan cara inilah, alam tidak sadar seseorang bisa berkomunikasi dengan alam tidak sadar dari orang lain, keduanya sama-sama tidak sadar akan proses tersebut.

           Tentu saja, alam tidak sadar bukan berarti tidak aktif atau dorman. Dorongan-dorongan di alam tidak sadar terus-menerus berupaya agar disadari, dan kebanyakan berhasil masuk ke alam sadar, sekalipun tak lagi muncul dalam bentuk asli. Pikiran-pikiran yang tak disadari ini bisa dan memang memotivasi manusia. Contohnya, amarah sseorang anak terhadap sang ayah bisa terselubung dalam bentuk kasih sayang yang berlebihan. Apabila tak bisa disembunyikan, rasa marah seperti ini sudah tentu akan menyebabkan si anak merasa sangat cemas. Oleh karena itu, alam bawah sadarnya memotivasinya untuk mengekspresikan rasa marah melalui ungkapan rasa cinta dan pujian yang berlebihan.

           Agar selubung itu benar-benar berhasil mengelabui orang tersebut, maka sering kali perasaan tersebut muncul dalam bentuk yang sama sekali berbeda dengan perasaan yang sebenarnya, tetapi selalu muncul dalam bentuk yang berlebihan dan penuh kepura-puraan. (Mekanisme ini dikenal dengan pembentukan reaksi (reaction formation) yang akan dibahas secara terpisah dibagian berjudul Mekanisme Pertahanan (Defense Mechanism) yang terdiri dari represi (repression), pembentukan reaksi (reaction formation), pengalihan (displacement), fiksasi (fixation), regresi (regression), proyeksi (projection), introyeksi (introjection), dan sublimasi (sublimation).

2.       Alam Bawah Sadar

               Alam bawah sadar (preconscious) ini memuat semua elemen yang tak disadari, tetapi bisa muncul kesadaran dengan cepat atau agak sukar (Freud, 1993/1964). Isi alam bawah sadar ini datang dari dua sumber, yang pertama adalah persepsi sadar (conscious perception). Apa yang dipersepsikan orang secara sadar dalam waktu singkat, akan segera masuk ke dalam alam bawah sadar selagi fokus perhatian beralih ke pemikiran lain.

                Sumber kedua dari gambaran-gambaran bawah sadar adalah alam tidak sadar. Sedangkan sejumlah gambaran lain dari alam tidak sadar bisa masuk ke alam sadar karena bersembunyi dengan baik dalam bentuk mimpi, salah ucap, ataupun dalam bentuk pertahanan diri yang kuat.

3.       Alam Sadar

                Alam sadar (conscious), yang memainkan peran tak berarti dalam teori psikoanalisis, didefinisikan sebagai elemen-elemen mental yang setiap saat berada dalam kesadaran. Ini adalah satu-satunya tingkat kehidupan mental yang bisa langsung kita raih. Ada dua pintu yang dapat dilalui oleh pikiran agar bisa masuk ke alam sadar yaitu sistem kesadaran perseptual (perceptual conscious), yaitu terbuka pada dunia luar dan berfungsi sebagai perantara bagi persepsi kita tentang stimulus dari luar.

                Sumber kedua bagi elemen alam sadar ini datang dari dalam struktur mental dan mencakup gagasan-gagasan tidak mengancam yang datang dari alam bawah sadar maupun gambaran-gambaran yang membuat cemas, tetapi terselubung dengan rapi yang berasal dari alam tidak sadar.

    B. Aliran Humanistik

                Abraham Maslow (1908-1970) dapat dipandang sebagai Bapak dari psikologi humanistik. Gerakan ini merasa tidak puas terhadap psikologi behavioristik dan psikoanalisis, dan memfokuskan penelitiannya pada manusia dengan ciri-ciri eksistensinya.

               Psikologi humanistik mulai di Amerika Serikat pada tahun 1950 dan terus berkembang. Tokoh-tokoh Psikologi Humanistik memandang behavorisme mendehumanisasi manusia. Psikologi Humanistik mengarahkan perhatiannya pada humanisasi psikologi yang menekankan keunikan manusia. Menurut Psikologi Humanistik manusia adalah makhluk kreatif, yang dikendalikan oleh nilai-nilai dan pilihan-pilihannya sendiri bukan oleh kekuatan-kekuatan ketidaksadaran. Menurut Aliran humanistic kepribadian yang sehat, individu dituntut untuk mengembangkan potensi yang terdapat di dalam dirinya sendiri.

        Ada empat ciri psikologi yang berorientasi humanistik, yaitu:
       1.   Memusatkan perhatian pada person yang mengalami, dan karenanya berfokus pada pengalaman sebagai fenomena primer dalam mempelajari manusia.
       2.   Memberi tekanan pada kualitas-kualitas yang khas manusia, seperti kreativitas, aktualisasi diri, sebagai lawan pandangan tentang manusia yang mekanistis dan reduksionis.
       3.   Menyadarkan diri pada kebermaknaan dalam memilih masalah-masalah yang akan dipelajari dan prosedur-prosedur penelitian yang akan digunakan.
       4.   Memberikan perhatian penuh dan meletakkan nilai yang tinggi pada kemuliaan dan martabat manusia serta tertarik pada perkembangan potensi yang inheren pada setiap individu (Misiak dan Sexton, 1988). Selain Maslow sebagai tokoh dalam psikologi humanistik, juga Carl Rogers (1902-1987) yang terkenal dengan client-centered therapy (Walgito, B 2002 : 80).

C. Pendapat Formm

      Fromm memberikan suatu gambaran jelas tentang kepribadian yang sehat yaitu orang-orang yang kreatif, memiliki kemampuan-kemampuan pikiran yang sangat berkembang, mengamati dunia dan diri secara objektif, memiliki suatu perasaan indentitas yang kuat, berhubungan dan berakar di dunia,subjek atau pelaku diri serta nasib, dan bebas dari ikatan-ikatan sumbang.

     Fromm menyebut kepribadian yang sehat : Orientasi produktif yakni suatu konsep yang serupa dengan kepribadian yang matang dan orang yang mengaktualisasikan diri nya. Konsep itu menggambarkan penggunaan yang sangat penuh atau realisasi dari potensi manusia.      Empat segi tambahan dalam kepribadian yang sehat dapat membantu menjelaskan apa yang dimaksud fromm dengan orientasi produktif yaitu :

1. Cinta yang produktif

  Cinta yang produktif adalah suatu hubungan manusia yang bebas dan sederajat dimana partner-partner dapat mempertahankan individualitas mereka. Cinta yang produktif itu merupakan suatu kegiatan dan bukan suatu nafsu. Cinta yang produktif tidak terbatas pada cinta yang erotis, tetapi mungkin merupakan cinta persaudaraan (cinta kepada semua manusia) atau cinta keibuan (cinta dari iby kepada anak).

2. Pikiran yang produktif

Pikiran yang produktif meliputi kecerdasan, pertimbangan dan objektivitas. Pemikir produktif di dorong oleh perhatian yang kuat terhadap objek pikiran. Pikiran yang produktif berfokus pada seluruh gejala dengan mempelajarinya dan bukan pada kepingan-kepingan dan potongan-potongan gejala yang terpisah.

 3. Kebahagiaan

Kebahagiaan merupakan suatu bagian integral dan hasil kehidupan yang berkenaan dengan orientasi produktif. kebahagiaan itu menyertai seluruh kegiatan produktif. Kebahagiaan bukan semata-mata suatu perasaan atau keadaan yang menyenangkan, tetapi juga suatu kondisi yang meningkatkan seluruh organisme, menghasilkan penambahan gaya hidup, kesehatan fisik dan pemenuhan potensi-potensi seseorang. Fromm menulis bahwa suatu perasaan kebahagiaan merupakan bukti bagaimana berhasilnya seseorang " dalam seni kehidupan" .

 4. Suara hati

Fromm membedakan dua tipe suara hati, yakni suara hati otorieter dan suara hati humanistis. Suara hati otoriter adalah penguasa dari luar yang di internalisasikan, yang memimpin tingkah laku orang itu. Penguasa itu dapat berupa orang tua, negara, atau suara kelompok lain nya yang mengatur tingkah laku melalui ketakutan orang lain terhadap hukuman karena melanggar kode moral dari penguasa. Sedangkan suara hati humanistis adalah suara dari diri dan bukan suatu perantara dari luar.

Ada beberapa alternatif-alternatif lain yang dikemukakan fromm selain orientasi produktif, yakni Orientasi tidak produktif. Seperti orientasi produktif, orientasi-orientasi tidak produktif adalah ciri pembawaan yang esensial, cara bagaimana orang-orang mengarahkan dirinya ke dunia sekitarnya. Macam-macam orientasi tidak produktif, yaitu :

1. Orientasi reseptif

Orientasi reseptif merupakan penerima-penerima yang pasif dalam hubungan nya dengan orang-orang lain. Mereka tidak mampu menghasilkan, menciptakan atau memberi cinta. Mereka sama sekali tergantung pada sumber-sumber dari luar- partner, teman-teman, atau masyarakat untuk segala sesuatu yang mereka butuhkan. Karena mereka begitu tergantung dan tidak dapat berbuat sesuatu untuk diri mereka sendiri, maka mereka dapat dilumpuhkan oleh kecemasan dan ketakutan kalau dibiarkan sendirian.

 2. Orientasi eksploitatif

Orientasi eksploitatif juga merupakan ciri orang-orang yang diatur oleh sumber-sumber dari luar. Akan tetapi bukannya menunggu menerima dari orang-orang lain, mereka terdorong untuk mengambil dari mereka dengan kekerasan atau tipu muslihat atau dengan cara apa saja yang bermanfaat.

 3. Orientasi penimbunan

Orientasi penimbunan tidak mengharapkan sesuatu dari sumber-sumber luar dan juga tidak menerima atau mengambil. Orang-orang ini mencapai keamanan dengan menabung atau menimbun milik-milik material, pikiran-pikiran atau emosi-emosi. Kepribadian-kepribadian yang menimbun tampaknya membangun tembok-tembok di sekeliling diri mereka, sehingga mereka tidak membiarkan milik-miliknya keluar (dan tidak membiarkan sesuatu masuk).

 4. Orientasi pemasaran

Kepribadian atau diri dinilai hanya sebagai suatu barang dagangan yang dijual atau ditukar untuk keberhasilan. Perasaan kita akan penghargaan, penilaian dan kebanggaan tergantung pada bagaimana keberhasilan kita dalam menjual diri kita. Keberhasilan atau kegagalan tidak tergantung pada mengembangkan kapasitas-kapasitas produktif sampai pada tingkat yang sangat penuh melainkan pada bagaimana baiknya kita memproyeksikan diri kita pada orang lain.

 5. Orientasi nekrofili dan orientasi biofili

Orientasi nekrofili menggambarkan seseorang yang dihantui oleh sakit dan kematian. Sedangkan orientasi biofili yaitu suatu orientasi yang lebih produktif dan menggambarkan seseorang yang selalu berjuang melawan kematian dan kehancuran serta yang memeperhatikan pertumbuhan dan perkembangan diri.

PENYESUAIAN DIRI

         Konsep Penyesuaian Diri

Pengertian penyesuaian diri adalah proses yang diharapi oleh individu dalam mengenal lingkungan yang baru. Menurut Schneider (dalam Partosuwido, 1993) penyesuaian diri merupakan kemampuan untuk mengatasi tekanan kebutuhan, frustrasi dan kemampuan untuk mengembangkan mekanisme psikologis yang tepat. Menurut Callhoun dan Acocella (dalam Sobur, 2003), penyesuaian dapat didefenisikan sebagai interaksi individu yang kontinu dengan diri individu sendiri, dengan orang lain, dan dengan dunia individu. Menurut pandangan para ahli diatas, ketiga faktor tersebut secara konstan mempengaruhi individu dan hubungan tersebut bersifat timbal balik mengingat individu secara konstan juga mempengaruhi kedua faktor lain.
           Menurut Schneiders (1964), pengertian penyesuaian diri dapat ditiinjau dari tiga sudut pandang, yaitu:
  1. Penyesuaian sebagai adaptasi --- Menurut pandangan ini, penyesuaian diri cenderung diartikan sebagai usaha mempertahankan diri secara fisik, bukan penyesuaian dalam arti psikologis, sehingga ada kompleksitas kepribadian individu dengan lingkungan yang terabaikan.
  2. Penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas --- Penyesuaian diri diartikan sama dengan penyesuaian yang mencakup konformitas terhadap suatu norma. Pengertian ini menyiratkan bahwa individu seakan-akan mendapat tekanan kuat untuk harus selalu mampu menghindarkan diri dari penyimpangan perilaku, baik secara moral, sosial maupun emosional. Menurut sudut pandang ini, individu selalu diarahkan kepada tuntutan konformitas dan diri individu akan terancam tertolak jika perilaku individu tidak sesuai dengan norma yang berlaku.
  1. Penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan --- Penyesuaian diri dipandang sebagai kemampuan untuk merencakan dan mengorganisasikan respons dalam cara-cara tertentu sehingga konflik-konflik, kesulitan dan frustasi tidak terjadi, dengan kata lain penyesuaian diri diartikan sebagai kemampuan penguasaan dalam mengembangkan diri sehingga dorongan emosi dan kebiasaan menjadi terkendali dan terarah.
Berdasarkan tiga sudut pandang tersebut bahwa penyesuaian diri dapat diartikan sebagai suatu proses yang mencakup suatu respon-respon mental dan perilaku yang diperjuangkan individu agar dapat berhasil menghadapi kebutuhan-kebutuhan internal, ketegangan, frustasi, konflik serta untuk menghasilkan kualitas keselarasan antara tuntutan dari dalam diri individu dengan tuntutan dari dunia luar atau lingkungan tempat individu berada (Ali & Asrori, 2004).

DAFTAR PUSTAKA :
             Schultz, Duane. (1991).Psikologi Pertumbuhan.Yogyakarta : Kanisius
Feist, Jess dan Gregory J. Feist. (2010). Teori Kepribadian (Theories of Personality). Jakarta : Salemba Humanika.
 Rochman, Kholil Lur.(2010).Kesehatan Mental.Yogyakarta : Fajar Media Press.

Selasa, 03 Desember 2013

Kasus Penipuan melalui Pemalsuan Identitas di Internet

               Kasus penipuan dapat terjadi dimana saja, salah satu nya melalui jejaring sosial seperti hal nya Facebook. Telah terjadi kasus pemalsuan indentitas yang dilakukan oleh seorang pria yang berinisial R.A yang menikahi seseorang berinisial M.U. Awal pertemuan mereka terjadi di Facebook dan R.A yang ternyata bergender lelaki mengaku dirinya bernama F.A.O yang bergender perempuan kepada M.U. Mereka berdua melakukan pertemuan dan akhirnya menikah.


               Hingga 6 bulan lama nya M.U belum menyadari bahwa R.A adalah seorang lelaki karena beberapa penyebab. Untuk lebih jelasnya mengenai kasus ini, Dapat kita ketahui melalui penjelasan yang berada pada web ini : http://akuindonesiana.wordpress.com/2011/04/03/profile-facebook-dan-pribadi-fransiska-anastasya-oktaviany/ dan saya juga menemukan gambar account facebook R.A dengan nama inisial F.A.O yang saya search di google pict :




               Menurut pendapat saya mengenai kasus pemalsuan indentitas tersebut, sebaiknya kita harus bisa lebih berhati-hati terhadap komunikasi yang kita lakukan melalui jejaring sosial seperti hal nya facebook, twitter dan lain sebagainya. Pemalsuan indentitas di facebook  yang melibatkan hubungan antar gender tentu akan sangat merugikan. Apabila seseorang awal nya hanya melakukan keisengan dengan memalsukan indentitas gender nya di facebook , berhubungan dengan orang lain lalu setelah beberapa lama ia mempunyai perasaan terhadap orang lain tersebut yang ternyata bergender sama dengan nya (seperti hal nya dapat kita ketahui melalui kasus R.A dan M.U ini) tentu akan melibatkan kerugian bagi orang lain tersebut atau bahkan bagi dirinya sendiri karena mempunyai perasaan yang menyimpang. Bahkan dilihat dari kasus ini, sudah sampai dibawa ke ranah hukum.


               Maka dari itu, saran saya apabila kita melakukan komunikasi melalui jejaring sosial terlebih kepada seseorang yang belum pernah kita temui sebelumnya, sebaiknya jangan terlalu mempercayai informasi-informasi yang diberikan seseorang tersebut begitu saja. Kita harus bisa mencari tahu lebih dalam apakah informasi tersebut benar atau tidak. :)

Daftar Pustaka :  http://akuindonesiana.wordpress.com/2011/04/03/profile-facebook-dan-pribadi-fransiska-anastasya-oktaviany/