Viewers

Sabtu, 26 April 2014

KESEHATAN MENTAL : Tulisan Pertemuan 2

Tulisan  Pertemuan 2

PENGALAMAN STRES

Tentu saya pernah mengalami stress. Contoh Real nya Seperti pengalaman saya yang pernah dibully sewaktu SMA. Sewaktu itu saya benar-benar tertekan. Stres yang saya alami pada waktu itu berdampak pada diri saya seperti tidak adanya rasa semangat untuk ke sekolah, malas untuk belajar, takut untuk bersosialisasi, lebih sering murung, tidak nafsu makan dan lain sebagainya. Saya juga jadi lebih bersikap introvert.

Padahal nyatanya saya termaksud seseorang yang Ekstrovert.  Pada saat itu  saya merasa bahwa diri saya tidak ada guna nya berada disekolah.  Saya merasa tertekan dan tidak berkonsentrasi pada saat pelajaran. Setiap kali saya berada dikelas,  saya melihat teman-teman bercanda tawa satu sama lain  dan  jujur saya merasa sangat terpukul melihat itu. Mengapa? Karena hanya saya yang terdiam tanpa ada yang mau mengajak saya bicara. Ketika saya mengajak teman saya bicara, mereka tidak menanggapi. Saya benar-benar terpukul bahkan sangat terpukul. Saya merasa stres akan hal tesebut.

Tetapi setelah sekian lama,  saya memutuskan untuk pindah dan itu merupakan salah satu cara saya mengatasi stres yang saya alami. Memang hal tersebut terkesan menghindar, tetapi pada saat itu saya memang benar-benar tidak tahan dengan kondisi mental saya yang semakin menurun. Hari-hari awal setelah saya pindah, memori ingatan saya masih terbayang-terbayang dengan kejadian yang lalu tersebut. Sejujurnya pada saat itu stress saya masih berbekas, nafsu makan saya belum berkembang. Saya masih terus memikirkan kejadian masa lalu saya tersebut. Kenapa mereka tega melakukan hal tersebut kepada saya? Apa yang harus saya lakukan sekarang agar saya tidak mengalami kejadian itu lagi?

Pada akhirnya saya mencoba untuk tenang dan intropeksi diri. Saya mulai berfikir dan mencoba merangkai peristiwa-peristiwa yang saya alami sewaktu di bully. Dalam artian saya ingin mencoba mencari tahu penyebab nya. Setelah hampir sekitar beberapa minggu, saya mencoba untuk menghubungi teman saya yang sekolah di tempat saya di bully tersebut. Dengan basa basi terlebih dahulu dan kondisi pertemanan kita sudah membaik, Saya mencoba bertanya “ kenapa teman-teman  tidak mau berteman dengan ku waktu itu?” dan akhirnya dia menceritakan semua nya. Kemudian saya juga meminta maaf kepada dia atas perilaku saya yang sebenarnya tidak pantas untuk dilakukan.

Setelah itu saya semakin mulai mengintropeksi diri dan mencoba untuk melakukan perubahan dengan buku-buku sandaran yang saya baca yaitu buku psikologi. Banyak hal yang saya pelajari dari buku-buku tersebut. Tentang kepribadian manusia dan lain sebagainya. Pada akhirnya saya menganggap kejadian masa lalu saya sewaktu di bully adalah pelajaran terpenting untuk saya dan saya mencoba bersyukur serta menerima akan masa lalu saya yang seperti itu. Dan kini.. Alhamdulillah.. stres saya mengenai masa lalu saya berakhir, namun tetap memori itu masih ada.

CONTOH KASUS

" Stres, Napi di Rutan Rengat Gantung Diri "

Merdeka.com - Penghuni Rumah Tahanan Negara (Rutan) kelas II B Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau ditemukan tewas gantung diri. Korban bunuh diri diduga akibat stres.

"Korban atas nama Budiman (26) diduga gantung diri akibat tekanan pikiran yang tidak bisa dikendalikannya selama menjalani tahanan hingga stres," kata Kepala Rutan kelas II B Rengat, Gumilar Budi Rahayu di Rengat, yang dikutip dari merdeka.com, Rabu (10/4).

Dia mengatakan, narapidana terkadang sakit, stres hingga melakukan hal di luar pikirannya seperti bunuh diri.

"Kita tidak bisa pungkiri hal-hal seperti itu bisa saja terjadi, namun semuanya terpulang pada diri orang tersebut. Itu bisa saja terjadi tidak pada petugas sendiri, namun juga antar napi. Inilah yang menjadi tugas bagi saya selaku pimpinan, agar dapat menetralisir hal-hal tersebut," katanya.

Terkait dengan kata-kata kasar yang dilontarkan petugas Rutan Rengat, Taufik, kepada wartawan saat akan meliput kasus gantung diri tersebut, Gumilar mengakui hal tersebut.

Namun, pihaknya sudah memediasi kepada wartawan bersangkutan dan juga sudah ada permintaan maaf kepada Zulkifli Penjaitan, wartawan Posmetro Indragiri, dan masalah tersebut sudah selesai.

"Saya selaku pimpinan meminta maaf atas kejadian tersebut. Jika saya berada di sana saat itu, mungkin itu tidak akan terjadi. Saya juga melakukan teguran terhadap petugas tersebut, agar tidak mengulangi lagi kesalahan yang sama," katanya.

Komentar Saya :

Stres tentu dapat membuat tekanan bagi fikiran maupun kesehatan mental seseorang. Namun hal itu tergantung bagaimana individu dapat menangulangi stres tersebut atau tidak. Jika dilihat dari kasus ini,  menurut pendapat saya, Stres yang dialami korban sebenarnya dapat ditanggulangi  dengan cara apabila korban merasa dia mempunyai masalah sebaiknya dia mencoba untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara menerapkan strategi penyelesaian yang positif dan tetap mengontrol emosi.

Apabila permasalahan tersebut tidak bisa juga untuk di selesaikan, korban harus tetap bisa mengontrol dirinya sendiri atau memutuskan untuk menyingkirkan fikiran tentang masalah yang sedang korban alami. Misalkan dengan cara  tidak menghiraukan permasalahan tersebut atau menyibukan diri sendiri.

DAFTAR PUSTAKA :


KESEHATAN MENTAL : Tugas Pertemuan 2


TUGAS PERTEMUAN 2

 STRES


  A.  Arti Penting Stres

J.P Chaplin dalam kamus lengkap psikologi mendefinisikan stress sebagai suatu keadaan tertekan, baik secara fisik maupun psikologis. Sedangkan menurut Lazarus stress adalah rasa cemas atau terancam yang timbul ketika kita menginterprestasikan atau menilai situasi sebagai melampaui kemampuan psikologis kita untuk bisa menanganinya secara memadai.

Sebenarnya strss tidak selalu jelek. Stres dalam tingkat yang sedang itu perlu untuk menghasilkan kewaspadaan dan minat pada tugas yang ada dan membantu orang melakukan penyesuaian. Stres yang jelek adalah stress yang terlalu kuat dan bertahan lama. Stres ini bisa menganggu jasmani maupun rohani.

Stres yang timbul pada setiap orang bisa berbeda-beda, walaupun peristiwa yang di alami sama. Peristiwa tertentu yang membuat seseorang mengalami stres berat, bisa saja hanya menimbulkan stres ringan pada orang yang lain. Bahkan dampak rasa stres itu sendiri bisa berbeda-beda pada setiap orang. Stres yang bagi seseorang dianggap menghancurkan, bagi orang lain bisa merupakan tantangan.

B. Tipe-Tipe Stres Psikologis

Menurut Maramis (1990) ada empat tipe stress psikologis yaitu :

- Konflik

Konflik ditimbulkan karena ketidakmampuan memilih dua atau lebih macam keinginan, kebutuhan atau tujuan. Saat seseorang dihadapkan dalam situasi yang berat untuk dipilih, orang tersebut mengalami konflik  pada dirinya.

-  Tekanan

Tekanan timbul dari tuntutan hidup sehari-hari dan tekanan dapat berasal dari dalam individu maupun luar individu. Untuk tekanan yang berasal dari dalam diri individu contoh nya seperti cita-cita yang dimiliki terlalu tinggi dan hal itu dapat menyebabkan tekanan didalam diri orang tersebut. Sedangkan tekanan dari luar individu contohnya seperti orang tua yang menuntut anaknya masuk kedalam jurusan yang tidak diminati anaknya dan pada akhirnya anak merasa tertekan.

-  Frustasi

Frustasi muncul karena adanya kegagalan saat ingin mencapai suatu hal atau tujuan. Frustasi ada yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik. Frustasi yang bersifat intrinsik contoh nya seperti frustasi karena kegagalan usaha. Sedangkan frustasi yang bersifat ekstrinsik contoh nya seperti kecelakaan, kematian orang yang dicintai dan lain sebagainya.

- Kecemasan

Kecemasan merupakan suatu kondisi ketika individu merasakan kekhawatiran atau kegelisahan, ketegangan dan rasa tidak nyaman yang tidak terkendali mengenai kemungkinan akan terjadinya sesuatu yang buruk.

       C. Symptom – Reducing respons terhadap stres

       -  Proyeksi
      Proyeksi aadalah perilaku seseorang yang menutupi kualitas perilakunya yang tidak layak atau kurang baik, kemudian mengenakan atau memproyeksikan kualitas atau sifat yang tidak baik tersebut kepada orang lain.

  - Pengalihan
Mekanisme pertahanan yang dianggap dapat memenuhi fungsinya adalah mekanisme yang dapat menurunkan kecemasan dan memuaskan motif yang tidak dapat dibenarkan ( misal nya dorongan seksual yang tidak pada tempatnya) , dengan cara melakukan pengalihan ( displacement) ke aktivitas lain. Menurut Freud mekanisme pengalihan merupakan cara yang paling memuaskan untuk  memenuhi impuls agresif atau seksual.

-  Intelektualisasi

Intelektualisasi adalah upaya melepaskan diri dari situasi stress dan menghadapi nya dengan menggunakan istilah-istilah yang abstrak dan intelektual.

-  Penyangkalan

Penyangkalan adalah upaya untuk mengingkari atau menolak kenyataan negative yang ada pada diri anda atau keluarga anda. Bentuk penyangkalan yang kurang ekstrim dapat ditemukan pada individu yang secara terus menerus mengabaikan kritik orang lain dan tidak merasa bahwa orang lain tidak senang pada dirinya.

-  Rasionalisasi

Rasionalisasi sebagai bentuk mekanisme pertahanan tidak sama artinya dengan bertindak secara rasional. Rasionalisasi disini artinya bertindak dengan menggunakan motif  yang dapat diterima secara logis atau sosial sedemikian rupa sehingga tampaknya bertindak secara rasional.

Rasionalisasi memiliki dua fungsi yaitu :
a.       Menghilangkan kekecewaan pada saat kita gagal mencapai tujuan
b.      Merasionalisasikan apa yang telah kita lakukan untuk menempatkan perilaku kita dalam pandangan yang lebih menguntungkan.
                 
- Represi

Freud menganggap represi merupakan mekanisme pertahanan yang paling dasar dan paling penting. 
Dalam represi, impuls dan memori yang menimbulkan rasa malu, rasa bersalah atau sikap mencela diri 
sendiri, ditekan atau direpresi masuk bawah sadar.

  - Pembentukan reaksi

Pembentukan reaksi terjadi ketika orang melakukan perbuatan yang sebaliknya dari motif 
yang sesungguhnya. Contoh, seorang ibu merasa bersalah karena sebenarnya ia menolak anak, lantaran 
belum/tidak ingin punya anak.  Kemudian ibu tersebut melakukan pembentukan reaksi dengan bersikap 
yang terlalu protektif terhdap anaknya atau memperhatikan anak nya secara berlebihan untuk menutupi 
perasaan  sebenarnya. Dengan perilaku tersebut ibu itu ingin meyakinkan anak nya bahwa ia adalah ibu 
yang  baik.
      
       D.   Pendekatan Problem Solving Terhadap Stres

Problem solving adalah suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan masalah dan memecahkan berdasarkan data dan informasi yang akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang tepat dan cermat.  Berpikir memecahkan masalah dan menghasilkan sesuatu yang baru adalah kegiatan yang kompleks dan berhubungan erat satu dengan yang lain.

Suatu masalah umumnya tidak dapat dipecahkan tanpa berpikir. Proses yang ditempuh seseorang untuk menghadapi tuntutan yang menimbulkan stress dinamakan coping. Coping memiliki dua bentuk utama, yaitu :

-  Strategi terfokus masalah  (Problem Focus Coping )

yaitu upaya seseorang untuk memfokuskan perhatian pada masalah atau situasi spesifik yang telah terjadi, sambil mencoba menemukan cara untuk mengubahnya atau menghindarinya.  Strategi yang dapat ditempuh untuk memecahkan masalah antara lain menentukan masalahnya, mencari pemecahan alternative, menimbang-nimbang alternative tersebut dan memilih slah satunya kemudian mengimplementasikan nya.

-  Strategi terfokus emosi ( Emotional Focus Coping)

Yaitu upaya untuk mencegah emosi negative menguasai diri seseorang atau mencegah terjadinya masalah yang tidak dapat dikendalikan.  Terdapat banyak cara untuk mengatasi emosi negative. Sebagian peneliti telah membagi cara-cara tersebut menjadi strategi perilaku dan strategi kognitif.  Strategi perilaku  contoh nya seperti latihan fisik untuk beralih dari masalah, sedangkan strategi kognitif contoh nya memutuskan untuk tidak menguatirkan masalah yang sedang dihadapi.

Terdapat juga beberapa langkah dalam melakukan problem solving  yaitu  mengindentifikasi masalah secara tepat kemudian menentukan sumber dan akar penyebab masalahnya, setelah itu mencari solusi masalah secara efektif dan efisien.

2.       HUBUNGAN INTERPERSONAL

A.      Model Hubungan Interpersonal

Ada beberapa model hubungan Interpersonal, yaitu :

- Model Pertukaran Sosial

 Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu transaksi dagang. Orang berhubungan dengan 
orang lain karena mengharapkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan nya. Thibault dan Kelley 
menyimpulkan model pertukaran social  sebagai berikut : “ Asumsi dasar yang mendasari seluruh analisis 
kami adalah bahwa setiap individu secara sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya 
selama hubungan tersebut cukup memuaskan dari segi ganjaran dan biaya” .

 Ganjaran yang dimaksud adalah setiap akibat yang dinilai positif yang diperoleh seseorang dari suatu
hubungan. Ganjaran dapat berupa uang, penerimaan sosial atau dukungan terhadap nilai yang dipegangnya
Sedangkan yang dimaksud dengan biaya adalah akibat yang negative yang terjadi dalam suatu hubungan. 
Biaya itu dapat berupa waktu, usaha,konflik, kecemasan dan lain-lain.

  - Model Peranan
Model peranan menganggap hubungan interpersonal sebagai panggung sandiwara. Disini setiap orang harus memerankan perananya sesuai dengan naskah yang telah dibuat oleh masyarakat. Hubungan interpersonal berkembang biak apabila setiap individu bertindak sesuai dengan peranan nya.

  - Model Interaksional
  Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu system setiap system memiliki sifat-sifat structural, integrative dan medan. Semua system terdiri dari subsistem-subsistem yang saling tergantung dan bertindak bersama sebagai suatu kesatuan. Selanjutnya, semua sistem mempunyai kecenderungan untuk memelihara dan mempertahankan kesatuan. Apabila ekuilibrium dari sistem terganggu, segera akan ambil tindakan nya. Setiap hubungan interpersonal harus dilihat dari tujuan bersama, metode komunikasi, ekspetasi dan pelaksanaan peranan.

B.      Pembentukkan Kesan dan Ketertarikan Interpersonal

Pembentukan kesan menurut Sears dkk. (1992) individu cenderung membentuk kesan panjang lebar atas orang lain berdasarkan informasi yang terbatas. Hanya dengan melihat dari potret atau secara langsung selama beberapa saat saja, seseorang sudah cenderung menilai sebagian besar karakter orang yang diamatinya tersebut.

Didalam pembentukan kesan terdapat :

- Kesan pertama

 Kesan yang dapat dilihat dari beberapa indikasi seperti kemungkinan kita menganggap  bahwa orang lain periang, ramah dan lain sebagainya.

- Kesan menyeluruh

 Kesan yang diterima secara keseluruhan.

-  Konsistesi

Individu cenderung membentuk karateristik yang konsisten secara evaluatif terhadap individu lain nya,meski hanya memiliki sedikit informasi. Kita cenderung memandang orang lain secara konsisten dari kedalaman nya. Karena evaluasi merupakan dimensasi paling penting didalam persepsi manusia, sehingga kita cenderung akan menilai “ baik “ atau “ buruk” dan bukan kedua nya.

-  Prasangka Positif

Kecenderungan menilai orang lain secara positif sehingga mengalahkan evaluasi negative. Misalnya pada studi dimana mahasiswa sebagian besar memberikan nilai positif terhadap profesornya dengan nilai di atas rata-rata, meski para mahasiswa tersebut telah mengalami berbagai pengalaman baik yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan dengan professornya tersebut selama kuliah nya.

Didalam pembentukan kesan mempengaruhi adanya ketertarikan interpersonal. Ketertarikan Interpersonal  diantaranya disebabkan karena :

1.       Efek kedekatan

Salah satu yang menentukan ketertarikan interpersonal adalah kedekatan. Orang yang mempunyai kesempatan paling sering kita lihat dan kita jumpai sangat mungkin menjadi sahabat kita atau seseorang yang kita cintai.  

2.       Kesamaan

Kesamaan dapat dibagi menjadi 3 macam dalam hubungan interpersonal, yaitu :

- kesamaan opini dan kepribadian

Berbagai penelitian menunjukan bahwa kesamaan demografis, nilai-nilai, sikap dan kepribadian merupakan hal yang menentukan ketertarikan untuk mengembangkan hubungan lebih lanjut menuju persahabatan ataupun hubungan percintaan

- kesamaan gaya interpersonal

Hasil penelitian Burleson dan Samter  (1996) menunjukkan bahwa orang-orang cenderung tertarik dengan teman sepermainan yang sama dalam berpikir mengenai orang-orang dan bagaimana mereka menyukai percakapan mengenai hubungan antara pribadi.

- kesamaan minat dan pengalaman

Berbagai riset menunjukkan bahwa kita cenderung menyukai orang yang memiliki minat dan pengalaman yang sama. Misalnya penelitian Kubitscheck dan Hallinan (1998) mengenai pola persahabatan pada mahasiswa, mereka cenderung lebih memilih teman yang memiliki pengalaman dan minat yang sama dengan nya disbanding yang berbeda.

3.       Kesukaan timbal balik

Kita semua merasa senang apabila disukai. Hal ini cukup kuat menimbulkan ketertarikan.

4.       Ketertarikan fisik dan kesukaan

Suatu penelitian klasik yang dilakukan Walstr, Arenseon, Abrahams dan Rotman (1996) menunjukkan pentingnya penampilan fisik dalam pembentukan kesan pertama. Daya tarik fisik merupakan hal yang menentukan kesan pertama baik pada laki-laki maupun perempuan dan hal tersebut dapat menimbulkan kesukaan maupun tidak. Hal tersebut tergantung individu masing-masing dalam melakukan penilaian.

C.      Intimasi dan Hubungan pribadi

Erikson mendeskripsikan intimasi sebagai kemampuan untuk dekat dengan orang lain seperti sebagai kekasih , teman atau angota masyarakat. Intimasi didalam Hubungan pribadi dapat dilihat dalam perkembangan intimasi menjalani hubungan romantic seperti adanya penerimaan diri, saling berinteraksi, memberikan tanggapan, perhatian, rasa percaya, kasih sayang dan lain sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA :

Basuki, Heru. 2008 . Psikologi Umum. Jakarta : Universitas Gunadarma
Riyanti, B.P.Dwi dan Hendro Prabowo. 1998 . Psikologi Umum 2. Jakarta : Universitas Gunadarma